Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan pada Perempuan dan Anak Melalui Dunia Tanpa Luka
Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) menyelenggarakan acara bertajuk “Dunia Tanpa Luka” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta belum l
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) menyelenggarakan acara bertajuk “Dunia Tanpa Luka” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta belum lama ini.
Dunia Tanpa Luka diadakan untuk memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran, serta mendorong tindakan nyata dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Seniman, aktivis, dan pengisi acara bersatu menyuarakan pentingnya penghentian kekerasan dalam segala bentuknya baik fisik, psikis, seksual, ekonomi, maupun kekerasan berbasis gender online.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Karyawan Toko Roti di Jaktim Bukan yang Pertama, Pelaku Punya Riwayat Kekerasan
Meiline Tenardi, founder KPPB mengatakan, melalui acara ini, dia ingin menyampaikan pesan bahwa kekerasan tidak boleh dibiarkan dalam bentuk apa pun.
"Dengan menghormati dan menghargai diri sendiri, kita semua dapat menjadi agen perubahan untuk menghentikan kekerasan dan membangun masa depan yang lebih aman, adil, dan bermartabat," katanya di Jakarta belum lama ini.
Dikatakannya, acara ini digelar sebagai puncak peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, sebuah kampanye global yang berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember setiap tahunnya.
Acara yang mengundang lebih dari 1.500 tamu dari berbagai komunitas ini menghadirkan beragam kegiatan edukatif, inspiratif, dan menghibur.ldiawali dengan pemutaran film pendek “Dunia Tanpa Luka.
Film mengisahkan perjuangan seorang perempuan, Naya (diperankan oleh Rania Putrisari), menghadapi kekerasan domestik. Film ini memberikan pesan mendalam bahwa setiap perempuan memiliki hak untuk bermimpi, bangkit, dan hidup tanpa kekerasan.
Talkshow inspiratif menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Rieke Diah Pitaloka – Anggota DPR RI dan aktivis perempuan, Ratih Ibrahim – Psikolog Klinis, Valentina Sagala – Lawyer dan aktivis hak perempuan,dan Petty S. Fatimah Komunikator dan spesialis pemberdayaan perempuan.
Dalam diskusi, para narasumber membahas berbagai topik, mulai dari tanda-tanda kekerasan, dampaknya, hingga langkah konkret untuk mencegah kekerasan dan mendukung korban.
Baca juga: Kompolnas Nilai Penanganan Cepat Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Agus Buntung Sudah Sesuai Prosedur
Selain diskusi acara diisi, pementasan seni bertema “Problema” dari Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan karya seni puisi serta gerak bertajuk “Gema Ruang Hati” persembahan dari Laura Muljadi memberikan pesan emosional dan inspirasi bagi seluruh hadirin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.