Soal Ide Sertifikasi Mubaligh, Menteri Agama: Kita Tak Bisa Reaktif, Tak Akan Selesaikan Masalah
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pandangannya tentang ide sertifikasi mubaligh.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pandangannya tentang ide sertifikasi mubaligh.
Menurutnya, ide sertifikasi mubaligh sudah bergulir sejak lama dan dia meminta agar hal itu dikaji secara komprehensif dan tidak reaktif.
"Kita tidak bisa juga reaktif ketika ada masalah langsung sertifikasi dan lainnya. Itu namanya reaktif," ujar Nasarudin melalui keterangan tertulis, Rabu (18/12/2024).
"Apakah itu menyelesaikan persoalan? Apakah nanti tidak menimbulkan persoalan baru?," tambah Nasaruddin.
Menag sependapat dengan pandangan sejumlah kalangan, termasuk DPR, bahwa kompetensi dalam dakwah sangat penting.
Menurut Nasaruddin, jika berbicara tentang dakwah, maka hal itu tidak hanya terkait pendakwah.
Nasaruddin mengatakan paling tidak ada lima hal yang harus diperhatikan dalam dakwah, yaitu materi dakwah, metode dakwah, media dakwah, objek dakwah, dan ada pendakwah.
"Jadi mubaligh hanya satu di antara lima faktor. Tidak mungkin bisa selesai persoalan kalau hanya menyelesaikan satu faktor; harus komprehensif," katanya.
Baca juga: Jaringan Mubaligh Muda Indonesia Dukung Kolaborasi Yang Digagas BNPT Menjaga NKRI
"Siapa pendakwahnya? Siapa yang akan didakwahi? Bagaimana metodenya? Apa materinya? Dan media apa yang digunakan untuk berdakwah? Jadi konprehensif," tambahnya.
Dia menilai kelima unsur dakwah ini harus digarap secara profesional, bukan hanya satu tentang sertifikasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.