Setelah Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Terkorup Versi OCCRP
Sejumlah tanggapan pro-kontra mewarnai linimasa setelah Jokowi masuk dalam daftar tokoh terkorup versi OCCRP.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Febri Prasetyo
Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung menyebut sejarah memalukan itu akhirnya tiba.
Menurutnya, perjalanan politik Jokowi berakhir dalam catatan buruk.
"Pada akhirnya sejarah memalukan itu tiba di akhir tahun karena pemeringkat internasional mendaftarkan Presiden Jokowi sebagai pemimpin otoriter dan korup di dunia bersama-sama dengan Presiden Bashar al-Assad yang kemarin ditumbangkan di Suriah."
"Jadi kita sekarang ada di dalam paket yang menunjukkan bahwa seluruh akibat dari perjalanan politik Presiden Jokowi berakhir dalam catatan buruk dunia," ucapnya dalam YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (31/12/2024).
Rocky Gerung mengatakan, tiap generasi akan ingat bahwa kritik dari masyarakat sipil pada saat ini akhirnya memperoleh resonansi di tingkat internasional.
"Jadi bayangkan misalnya dalam kurikulum, di dalam sejarah percakapan tentang korupsi, nama Indonesia ada di situ, yaitu nama Presiden Jokowi."
"Jadi sebetulnya apa yang sudah kita pamerkan ke luar negeri adalah keburukan, apa yang kita catatkan di dalam global ideas adalah ide yang koruptif," ungkapnya.
Abraham Samad: KPK Jangan Diam
Eks Ketua KPK Abraham Samad menilai KPK harusnya merespons cepat soal Jokowi disebut sebagai pemimpin terkorup ini.
Karena menurut Abraham Samad, jika KPK hanya berdiam diri dan tidak bertindak, bisa saja masyarakat bisa memberikan penilaian negatif kepada KPK.
Masyarakat bisa saja menilai Komisioner KPK yang baru ini adalah orang-orang Jokowi karena KPK enggan merespons isu ini.
"Harusnya KPK merespons dengan cepat, karena kalau KPK berdiam diri tidak bertindak."
"Maka bisa masyarakat menganggap komisioner KPK yang baru ini memang orangnya Jokowi seperti yang selama ini beredar dugaan," kata Abraham Samad, Kamis (2/1/2025).
Akademisi: Publikasi OCCRP Bisa Tergolong Fitnah
Akademisi dan praktisi hukum Albert Aries berpendapat publikasi OCCRP soal pemimpin terkorup dunia 2024, bisa termasuk fitnah.
Ia juga menilai publikasi tersebut bisa dikatakan sebagai penghinaan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.