Atasi Kekurangan Dokter Spesialis, Kemenkes Berangkatkan 27 Dokter ke RRT dan Jepang untuk Belajar
Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya program ini dalam mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung di Indonesia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Pada batch ini, Kemenkes memberangkatkan 27 dokter spesialis.
Terdiri dari 22 dokter spesialis kardiologi intervensi dan 5 dokter spesialis neurologi intervensi.
Program ini dilaksanakan dengan skema pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai wujud kolaborasi lintas sektor antara Kemenkes dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Para peserta fellowship akan menjalani pendidikan intensif selama satu tahun di beberapa rumah sakit ternama di RRT dan Jepang, seperti Fudan University Zhongshan Hospital, Zhongda Hospital, dan Sapporo Cardiovascular Center.
Program ini dirancang untuk memperdalam keahlian peserta dalam bidang kardiologi, khususnya diagnosis, pengobatan, dan teknologi terkini dalam penanganan penyakit jantung.
Sebagai gambaran, terdapat 28 kabupaten/kota di Indonesia yang sudah memiliki alat catheterization laboratory (cath lab) tetapi belum memiliki tenaga medis.
Sebaliknya, ada 6 kabupaten/kota yang memiliki tenaga medis tetapi belum didukung fasilitas memadai. Program fellowship ini diharapkan menjadi solusi strategis untuk menutup kesenjangan tersebut.
“Setelah ini dijalani, bagikanlah pengalaman Anda dan jika ada kekurangan, sampaikan kepada kami supaya bisa segera diperbaiki. Tapi kalau ada keindahannya, bagikan juga ke teman-teman, sehingga mereka tahu dan berani mencoba. Jangan lupa, tujuan yang paling penting adalah menyelamatkan masyarakat kita,” harap Menkes.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.