Warga Diupah Rp100 Ribu Per Hari untuk Memagari Laut, Dipasangnya Malam, Awal Proyek Reklamasi?
Pengerjaan pemagaran laut dilakukan oleh warga lokal sejak setahun lalu dan diupah Rp 100 ribu per hari.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sebagian orang bertanya siapa pelaku pemasangan pagar laut misterius di perairan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, yang terjadi sejak pertengahan 2024 lalu?
Pemagaran laut menggunakan cerucuk bambu ini dilakukan mulai jarak sekitar 700 meter dari bibir pantai dan membentang sejauh 30,16 kilometer mencakup belasan desa di 6 kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Tinggi pagar cerucuk bambu tak berizin yang diduga untuk proyek reklamasi ini rata-rata mencapai 6 meter dan sejak lama dikeluhkan nelayan Tangerang yang akan melaut untuk mencari nafkah.
Ternyata, kegiatan pemagaran laut ini dilakukan atas suruhan orang. Pekerjanya adalah warga lokal Tangerang.
Pengerjaan pemagaran laut dilakukan oleh warga lokal sejak setahun lalu dan diupah Rp 100 ribu per hari. Informasi dari warga, kegiatan pemagaran dilakukan malam hari.
Seorang warga Desa Pakuhaji berinisial AN, salah satu desa yang wilayah lautnya dipagari mengatakan, aktivitas penancapan bambu masih berlangsung hingga beberapa hari lalu.
Kegiatan pemagaran baru berhenti beroperasi saat ada larangan dari TNI.
Setelah beritanya viral, pasukan TNI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel lokasi itu, Kamis kemarin, 9 Januari 2025.
"Sekarang sudah dilarang, kan sudah ramai juga beritanya, sudah beberapa hari ini enggak ada lagi yang kerja," kata AN saat ditemui Kompas.com di lokasi pagar laut di Kampung Kohod, Pakuhaji, Kamis (9/1/2025).
Pekerjanya Warga Tanjung Kait
Trisno (45), nelayan lokal, mengaku sempat menyaksikan pemasangan pagar laut tersebut di pesisir pantai Kabupaten Tangerang.
Trisno menuturkan, pemasangan pagar laut yang terbuat dari bambu itu biasanya dikerjakan pada pagi hingga siang hari.
"Enggak sih, kerjanya sih enggak malem. Pemasangannya itu Iya pagi sampai siang, sore udah nggak ada," kata dia kepada wartawan, Kamis (9/1/2025).
Trisno mengatakan, pemasangan pagar bambu itu, dilakukan oleh sejumlah orang yang berasal dari Desa Tanjung Kait, Kabupaten Tangerang.
Pengerjaannya kata dia, dilakukan dengan menggunakan kapal berukuran kecil yang diisi beberapa orang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.