Warga Rusia Pelaku Pencucian Uang Kripto Akhirnya Diekstradisi ke AS
Warga Rusia bernama Denis Dubnikov (29) diduga terlibat kasus pencucian uang kripto di Belanda dan kini diekstradisi ke Amerika Serikat.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Seorang warga negara Rusia bernama Denis Dubnikov (29) diduga terlibat kasus pencucian uang kripto di Belanda dan kini diekstradisi ke Amerika Serikat (AS).
Denis Dubnikov telah diekstradisi minggu ini dari Belanda ke AS, di mana ia menghadapi tuduhan pencucian uang kripto di Kantor Kejaksaan AS di Portland, Distrik Oregon.
Dubnikov membuat penampilan perdananya di pengadilan federal pada Rabu (17/8/2022) lalu, dan pengadilan juri selama lima hari dijadwalkan akan dimulai 4 Oktober mendatang.
Pada bulan Agustus 2021, dewan juri federal di pengadilan Portland mendakwa pria ini atas perannya dalam konspirasi pencucian uang kripto internasional.
Menurut dakwaan tersebut, Dubnikov dan kaki tangannya secara sadar dan sengaja telah mencuci dana hasil serangan ransomware yang menargetkan individu dan organisasi di seluruh AS serta negara lain.
Tindak kriminalnya ini dilakukan antara bulan Agustus 2018 dan Agustus 2021. Pria ini tertangkap di Amsterdam, Belanda pada bulan November lalu.
Para pelaku secara khusus mencuci pembayaran uang tebusan yang diambil dari korban serangan ransomware Ryuk.
Baca juga: Rugi Akibat Peretasan Kripto Sejak Januari Tembus 1,9 Miliar Dolar AS
Serangan ransomware ini pertama kali diidentifikasi empat tahun lalu. Ryuk adalah perangkat lunak yang mengenkripsi file dan mencoba menghapus cadangan sistem, yang telah dikaitkan dengan grup ransomware Rusia.
Ransomware ini menargetkan rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan di AS.
Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengungkapkan pada bulan Juli 2019 lalu Dubnikov diduga mencuci lebih dari 400 ribu dolar AS dana hasil serangan ransomware Ryuk.
Jika terbukti bersalah, warga negara Rusia ini dapat dikenakan maksimal 20 tahun hukuman penjara.
Baca juga: Chainalysis: Kerugian Investor Kripto Akibat Aksi Peretasan Melonjak Hingga 60 Persen
Pria asal Rusia ini ditahan di Amsterdam pada 1 November 2021. Pengacara Dubnikov, Arkady Bukh menuduh kliennya telah diculik oleh penegak hukum AS di Meksiko sebelum dipindahkan ke Eropa.
Denis Dubnikov, yang juga salah satu pendiri platform perdagangan kripto Coyote Crypto dan Eggchange, pertama kali ditahan di bandara Mexico City, saat ia berniat untuk berlibur. Dubnikov kemudian terbang ke Belanda dan ditangkap otoritas Amsterdam.
Ekstradisi Dubnikov mengikuti perkembangan serupa dalam kasus Alexander Vinnik, yang diduga sebagai operator pertukaran kripto terkenal BTC-e.
Baca juga: Miliarder Mark Cuban Digugat karena Promosikan Skema Ponzi Kripto
Vinnik ditangkap pada musim panas 2017 di kota Thessaloniki, Yunani, saat ia tiba untuk menikmati liburan musim panas bersama keluarganya. Dia ditangkap atas surat perintah dari AS yang menuduhnya melakukan pencucian uang senilai 4 miliar dolar AS melalui platform BTC-e.
Vinnik pertama kali diserahkan ke pengadilan Prancis yang menjatuhkan hukuman lima tahun penjara karena pencucian uang. Setelah dia menjalani masa hukuman di Prancis, Vinnik dikembalikan ke Yunani dan diekstradisi ke AS. Proses ekstradisi yang tergesa-gesa ini memancing kemarahan para pengacaranya yang mengira Vinnik akan menjadi sandera atas ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini, setelah Moskow menginvasi Ukraina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.