Bitcoin Pimpin Kenaikan Aset Kripto, Kini Melonjak di Atas 22.000 Dolar AS
Dalam 24 jam terakhir sejumlah reli kripto juga turut mencatatkan zona hijau seperti Solana yang naik 10,83 persen menjadi 38.53 dolar AS per koin.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Usai ambles di kisaran 18.000 dolar AS, Bitcoin kembali mencatatkan lonjakan harga hingga dapat memperpanjang bull reli kripto di tengah ketegangan perilisan data inflasi AS.
Menurut pantauan Coinmarketcap, mayoritas harga aset kripto nampak cerah pada perdagangan Selasa (13/9/2022).
Dengan Bitcoin yang memimpin bullish sebanyak 2,83 persen menjadi 22.387 dolar AS.
Baca juga: Begini Kata Analis soal Prospek Harga Bitcoin Pada September
Tak hanya Bitcoin, dalam 24 jam terakhir sejumlah reli kripto juga turut mencatatkan raport hijau seperti Solana yang naik 10,83 persen menjadi 38.53 dolar AS per koin.
Disusul Tether dan USD Coin yang juga turut mengalami kenaikan hingga harga masing – masing bertengger di level 1 dolar AS per keping.
Lonjakan serupa juga dialami oleh meme Dogecoin, dimana kripto bergambar anak anjing ini melesat naik 0,36 persen menuju 0,06351 dolar AS, kemudian ada Polygon yang harganya bullish 5,63 persen di kisaran 0,9326 dolar AS.
Kenaikan reli terjadi setelah sejumlah analis memprediksi bahwa inflasi atau Indeks harga konsumen (CPI) bulanan AS yang akan di rilis pada pekan ini melambat sebanyak 0,1 hingga nilainya turun menjadi 8,1 persen (YoY).
Penurunan inilah yang kemudian mendorong adanya ekspektasi penyusutan tekanan harga di AS, meski hanya turun tipis namun adanya penurunan tersebut dapat memberikan sedikit kelegaan para investor sehingga mereka kembali bersemangat memacu pergerakan aset kripto.
"Pasar tahu mereka harus beristirahat dari pembicaraan Fed yang hawkish tanpa henti selama beberapa minggu dan laju kenaikan suku bunga bank sentral kemungkinan akan melambat," kata Tony Sycamore, analis pasar senior di City Index di Sydney dilansir Bloomberg.
Sayangnya penurunan indeks CPI tak mempengaruhi pergerakan koin Ethereum, token terbesar kedua di pasar kripto ini justru mencatatkan penurunan harga menjelang perilisan Konsolidasi merger blockchain. Dengan amblas sebanyak 0,39 persen hingga harganya turun di level 1,721 dolar AS.