Eks CEO FTX Sam Bankman-Fried Batalkan Gugatan Perlawanan Ekstradisi ke AS
Mantan miliarder kripto itu muncul di pengadilan Bahama pada Senin (12/12/2022), untuk secara resmi melepaskan hak ekstradisinya
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Bursa kripto saingan FTX, Binance, mengumumkan akan menjual sahamnya di FTT, mendorong penarikan dana secara besar-besaran. FTX membekukan aset dan menyatakan bangkrut beberapa hari kemudian.
Tuduhan dari SEC dan CFTC menunjukkan bahwa FTX telah mencampurkan dana pelanggan dengan dana lindung nilai kripto milik Bankman-Fried, Alameda Research, dan miliaran dolar AS simpanan pelanggan telah hilang.
Penipuan Keuangan Terbesar dalam Sejarah AS
Belum ada alasan jelas apa yang mendorong Bankman-Fried berubah pikiran dan memutuskan untuk tidak menentang ekstradisi tersebut.
Dia dikirim ke penjara Fox Hill di Bahama pada Selasa (13/12/2022), setelah Kepala Hakim JoyAnn Ferguson-Pratt menolak permintaannya untuk tetap di rumah sambil menunggu sidang ekstradisinya digelar.
Departemen Luar Negeri AS dalam laporannya pada 2021 mengatakan kondisi penjara Fox Hill terkenal keras, dengan alasan kepadatan narapidana yang berlebihan, serangan hewan pengerat, dan tahanan yang mengandalkan ember sebagai toilet. Namun Pihak berwenang di penjara tersebut mengatakan kondisinya telah membaik.
Baca juga: Sam Bankman-Fried akan Bersaksi di Depan DPR AS Terkait Bangkrutnya Bursa Kripto FTX
Bankman-Fried mengumpulkan kekayaan senilai lebih dari 20 miliar dolar AS, saat dia merambah ke sektor cryptocurrency untuk membangun FTX menjadi salah satu bursa kripto terbesar di dunia.
Penangkapannya pada Senin lalu di Bahama, tempat dia tinggal dan FTX berbasis, terjadi hanya sebulan setelah bursa kripto itu runtuh di tengah penarikan dana pelanggan.
Jaksa federal Amerika Serikat, Damian Williams, menggambarkan keruntuhan FTX sebagai salah satu "penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Amerika".
Dia juga mengungkapkan penyelidikan atas kasus ini sedang berlangsung, dan mendesak orang-orang yang mengetahui kesalahan di FTX atau Alameda untuk bekerja sama.
Seorang eksekutif puncak di FTX, Ryan Salame, mengatakan kepada regulator sekuritas di Bahama pada 9 November bahwa aset milik pelanggan bursa dipindahkan ke Alameda untuk menutupi kerugian dana lindung nilai, menurut sebuah dokumen yang dipublikasikan sebagai bagian dari proses kebangkrutan FTX di Delaware, Amerika Serikat
FTX mengajukan kebangkrutan pada 11 November, di hari yang sama saat Bankman-Fried mengundurkan diri sebagai CEO.