Pendapatan Penambangan Bitcoin Melonjak 50 Persen, Raup 23 Juta Dolar AS Dalam Satu Bulan
Pendapatan penambangan kripto Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan sebesar 50 persen pada bulan pertama tahun 2023.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pendapatan penambangan kripto Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan sebesar 50 persen pada bulan pertama tahun 2023.
Dikutip dari Cointelegraph, pendapatan penambangan Bitcoin pada 28 Desember 2022 turun menjadi 13,6 juta dolar AS untuk pertama kalinya sejak Oktober 2020.
Penurunan pendapatan ditambah dengan kenaikan harga energi di tengah ketegangan geopolitik menimbulkan tekanan keuangan yang luar biasa pada perusahaan penambangan Bitcoin, sehingga memaksa beberapa perusahaan untuk menutup operasi bisnisnya.
Baca juga: Ancaman Inflasi Mereda, Bitcoin Catat Kenaikan Harga di Atas 23 Dolar AS
Ketika Bitcoin berada pada posisi yang baik untuk pemulihan yang stabil pada awal tahun ini, industri pertambangan BTC menyaksikan pertumbuhan pendapatan sebesar 50 persen dalam dolar AS.
Pendapatan penambangan Bitcoin melonjak dari 15,3 juta dolar AS pada 1 Januari menjadi hampir 23 juta dolar AS dalam rentang waktu 30 hari.
Karena lebih banyak penambang bergabung untuk mengamankan jaringan Bitcoin yang terdesentralisasi, tingkat hash terus mencapai level tertinggi baru sepanjang masa.
Tingkat hash Bitcoin tercatat mencapai sekitar 300 exahash per detik pada hari ini, Senin (30/1/2023).
Salah satu kritik terbesar terhadap Bitcoin adalah kebutuhan energi yang tinggi untuk menjalankan mekanisme konsensus proof-of-work.
Cointelegraph melaporkan pada Oktober tahun lalu, Bitcoin mengalami peningkatan konsumsi energi sebesar 41 persen secara year-on-year.
Namun, muncul dorongan untuk mendapatkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan untuk menggerakkan fasilitas penambangan Bitcoin.
Baca juga: Keruntuhan FTX Makan Korban Lagi, Kini Pemberi Pinjaman Kripto Genesis Mengajukan Perlindungan
Sebuah perusahaan pertambangan Bitcoin, Gridless, baru-baru ini memanfaatkan sumber energi hidro bersih, terdampar, dan berlebih di Malawi, sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika tenggara.
Proyek yang dilakukan oleh Gridless menggunakan 50 kilowatt energi terdampar untuk diuji dalam situs penambangan Bitcoin baru.
Berbicara mengenai dampak keseluruhan dari inisiatif ini, salah satu pendiri dan CEO Gridless Erik Hersman menyampaikan, meskipun proyek penambangan tersebut masih baru namun dampaknya bisa langsung dirasakan.
“Pengembang daya telah membangun pembangkit tenaga listrik ini beberapa tahun yang lalu, tetapi mereka tidak dapat memperluas ke lebih banyak keluarga karena mereka hampir tidak menguntungkan dan tidak mampu membeli lebih banyak meteran untuk menghubungkan lebih banyak keluarga.
Jadi, kesepakatan kami memungkinkan mereka untuk segera membeli 200 meter lagi untuk menghubungkan lebih banyak keluarga,” ungkapnya.