Akhir Maret 2023, Orca Larang Membernya di Amerika untuk Berdagang Kripto Melalui Situs Webnya
Kebijakan larangan ini diyakini tidak akan memengaruhi pedagang kripto secara langsung yang menggunakan Orca’s smart contracts.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Platform pertukaran kripto terdesentralisasi Orca berencana untuk membatasi pengguna di Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan koin digital yang akan berlaku mulai 31 Maret.
Dalam pemberitahuan yang diterbitkan Orca pada Kamis (16/3/2023), Orca mengatakan pihaknya telah menambahkan Amerika Serikat ke wilayah dan negara yang dilarang berdagang di situs webnya yakni orca.so.
Salah satu pendiri Orca Grace Kwan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca juga: Regulator AS Minta Bank-Bank yang Tertarik Akuisisi Signature Bank Hentikan Semua Bisnis Kripto
Adapun perubahan kebijakan itu tidak akan memengaruhi pedagang yang secara langsung menggunakan Orca’s smart contracts, platform yang mengeksekusi pertukaran token secara on-chain.
Namun, hal itu kemungkinan akan memberi penangguhan hukuman untuk volume perdagangan karena sebagian besar aliran pesanan Orca datang melalui Jupiter, agregator perdagangan yang dihubungkan ke ujung belakang Orca.
Orca sendiri memiliki volume perdagangan 280 juta dolar AS selama sepekan terakhir, menurut DefiLlama. Itu hampir tiga kali lebih banyak daripada volume perdagangan di Raydium, tempat perdagangan keuangan terdesentralisasi terpopuler kedua di Solana.
Orca membuat perdagangan mengalir dengan mengumpulkan likuiditas token dari penggunanya. Mereka meminjamkan aset mereka ke bursa dan mendapatkan bagian dari pendapatan biaya sebagai gantinya.
Terlepas dari itu, pembatasan terbaru tidak akan berlaku untuk penyedia likuiditas yang berbasis di AS
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.