Israel Minta Bantuan Binance Bekukan Rekening Kripto Hamas
Pemerintah Israel membekukan sejumlah rekening kripto yang digunakan kelompok militan Palestina, Hamas, untuk menggalang donasi di media sosial.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM – Pemerintah Israel membekukan sejumlah rekening kripto yang digunakan kelompok militan Palestina, Hamas, untuk menggalang donasi dan bantuan di media sosial pada Rabu (11/10/2023).
"Unit Siber Kepolisian serta Kementerian Pertahanan telah mengambil tindakan untuk menemukan lokasi, serta membekukan rekening-rekening itu, guna mengalihkan dana itu ke lembaga perbendaharaan negara,” kata Unit Siber Kepolisian dan Kementerian Pertahanan Israel.
Pembekuan ini dilakukan Pemerintah Israel bersamaan dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan perang dan bersumpah akan melakukan balas dendam atas serangan yang dilakukan militan Hamas di Jalur Gaza.
Pemerintah Israel tak menjelaskan berapa banyak akun kripto milik Hamas yang telah dibekukan kali ini. Namun untuk mempercepat pembekuan tersebut, unit siber kepolisian dan Kementerian Pertahanan Israel turut menggandeng bursa kripto Binance.
“Data intelijen Israel dan tim kami sedang berusaha sepanjang waktu untuk mendukung upaya yang tengah berlangsung dalam memerangi pendanaan bertujuan teror," kata seorang juru bicara Binance, sebagaimana yang dikutip dari Reuters.
Sejak beberapa tahun terakhir kelompok militan Hamas diketahui telah memanfaatkan aset kripto sebagai tempat penggalangan dana dari masyarakat global.
Baca juga: Netizen Perlu Hati-hati, Banyak Berita Palsu Seputar Perang Hamas Vs Israel Diduga Banjiri Medsos
Selain praktis, transaksi menggunakan mata uang kripto juga dianggap lebih aman karena menggunakan teknologi enkripsi yang dapat melindungi transaksi dan menjamin privasi para penggunanya.
Sayangnya pada awal April lalu, Hamas mengumumkan bahwa pihaknya telah berhenti menerima penggalangan dana melalui bitcoin, dengan alasan peningkatan aktivitas permusuhan terhadap para penyumbang atau investor.
Baca juga: Siapa Hamas? Sejarah Berdirinya dan Latar Belakang Operasi Banjir Al-Aqsa di Sabtu Pagi
Pemblokiran seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel sejak 2021 Israel diketahui telah menyita sekitar 190 rekening kripto terkait pendanaan ISIS. Sementara puluhan lainnya dimiliki oleh perusahaan Palestina yang terkait dengan militan Hamas.
Lewat pembekuan dompet kripto ini pemerintah Israel berharap Hamas kesulitan mengumpulkan sumbangan dengan begitu mereka tidak akan lagi memasok senjata dan mendanai militernya di medan perang.