Belum Lihat Prototipe Mobil Pedesaan, Daihatsu Enggan Komentar Banyak
Untuk kerja sama dengan Toyota, Daihatsu akan diundang Kemenperin setelah prorotipe mobil desa sudah selesai.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengaku belum bisa berkomentar mengenai proyek mobil pedesaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) lantaran belum melihat prototipenya.
"Belum ada pembicaraan sama sekali. Waktu itu kami diundang, mereka baru bilang minta bantu, kerjasama. Saya belum lihat prototipenyanya seperti apa," kata Presiden Direktur PT ADM Sudirman MR, di Auditorium Daihatsu Assembly Plant, Sunter, Jakarta Utara, Rabu (1/3/2017).
Menurutnya, untuk kerja sama dengan Toyota, Daihatsu akan diundang Kemenperin setelah prorotipe mobil desa sudah selesai.
"Nanti kalau sudah selesai prototipenya, kami akan diundang lagi untuk melihat kira-kira apa yang bisa untuk kerjasama (Toyota), tapi untuk kapannya belum ada pemberitahuan," kata Sudirman.
"Belum tahu mobilnya, belum bisa bicara. Jadi saya belum bisa komentar apa-apa," lanjutnya.
Seperti diketahui, proyek mobil pedesaan selain untuk meningkatkan perputaran roda perekonomi di desa, diharapkan bisa menjadi tonggak menuju kemandirian industri otomotif nasional, dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100 persen.
Namun, untuk bisa mencapainya, diakui masih butuh waktu.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian akan bekerja sama dengan produsen mobil asal Jepang, Toyota dan Daihatsu, sebagai pemasok mesin dan transmisi mobil perdesaan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan Kemenperin memastikan akan menggandeng Daihatsu dan Toyota untuk produksi mobil pedesaan.
"Kami berupaya menggandeng banyak dalam proyek mobil pedesaan, termasuk produsen otomotif di Indonesia. Kami lagi coba kerja sama dengan Toyota dan Daihatsu, mereka kan jual kendaraan terbanyak, terutama komponen kritikal seperti mesin dan transmisi," ucap Putu, awal Februari lalu.
Putu menambahkan, selain produsen otomotif, proyek ini juga bakal melibatkan pemerintah daerah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), universitas hingga pabrik perakitan lokal.
Mesinnya berkapasitas 1.000 cc ke bawah, serta harus mampu membawa hasil pertanian hingga satu ton.
Untuk bakan bakar, rencananya akan menggunakan gas (BBG) karena dinilai lebih murah, efisien, dan ramah lingkungan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.