Peralatan Emergency Lengkap, Baze Tawarkan Ambulans Mercedes-Benz Sprinter A2 Seharga Rp 1,8 Miliar
Sejumlah institusi dan rumah sakit besar seperti RS Harapan Kita sudah menjadi pengguna ambulans berbasis Mercedes-Benz Sprinter buatan Baze ini.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baze selama ini dikenal sebagai perusahaan spesialis interior kendaraan yang berpengalaman luas membuat kabin bus dan van dan menjadi sangat wah dengan beragam fitur yang memanjakan penumpangnya. Kini Baze mendiversifikasi bisnisnya, tidak hanya membuat interior mewah untuk bus dan van, tapi juga membuat interior ambulans.
Ambulans produksi Baze antara lain diaplikasikan pada van Mercedes-Benz Sprinter A2 yang unitnya dipamerkan di event pameran peralatan rumah sakit dan industri medical, Hospital Expo 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 18-21 Oktober 2017.
Ditemui Tribunnews di hari kedua pameran, Kamis (19/10/2017) Bari Setiadi ST, pendiri dan owner Baze mengatakan, berbeda dengan kendaraan ambulans produksi perusahaan karoseri biasanya, ambulans buatan Baze dirancang sedemikian rupa untuk dapat memberikan penanganan maksimal kepada pasien dalam kondisi gawat darurat.
Karenanya, peranti atau peralatan medis untuk kebutuhan penanganan gawat darurat di ambulans ini terbilang sangat lengkap. Selain itu, ambulans ini juga sudah memiliki standar internasional dengan kode CEN 1789 yang artinya semua peralatan medis di ambulans ini terikat kuat dengan daya tahan terhadap benturan hingga 10 G.
"Ambulans ini kita desain sedemikian rupa agar pasien nyaman. Saat dievakuasi ke rumah sakit, pasien kan tidak tahu dia persisnya sakit apa. Dengan ambulance ini pasien bisa ditangani dengan baik untuk kegawatdaruratan. Peralatan kita datangkan dari Spencer, Italia, yang selama ini dikenal fokus sebagai penyedia alat-alat emergency," ungkap Bari Setiadi.
Jika ambulans biasa hanya bisa mengangkut satu pasien, ambulans produksi Baze ini bisa mengangkut hingga empat pasien sekaligus. Dengan demikian, sangat fungsional ketika ambulans ini dioperasikan di peristiwa bencana alam atau kecelakaan lalu lintas yang memakan korban cukup banyak dan membutuhkan penanganan cepat dan tepat.
Mercedes-Benz Sprinter A3 yang digunakan sebagai platform ambulans ini, sejak lama dikenal sebagai van yang handal dan multifungsi di Eropa. Selain untuk bisnis, travel, mengangkut tamu VIP, ambulance dan armada untuk kebutuhan khusus lainnya.
Dimensinya besar dan kabin sangat lapang serta mesin yang reliable membuat pengguna Mercedes-Benz Sprinter ini sangat banyak dan luas. Di Indonesia, Mercedes-Benz memasarkan Sprinter dalam 3 varian. Yakni Sprinter A2, Sprinter A3 dan Sprinter A4 yang masing-masing dibedakan oleh panjang kabin belakang dan wheel-base-nya.
"Alat alat yang kita aplikasikan di Mercede-Benz Sprinter A3 Advance Ambulance ini menunjang kegiatan pre hospital, untuk membantu pasien dalam keadaan kritis. Antara lain ventilator (alat bantu pernafasan), suction portable untuk mengeluarkan dahak dari mulut pasien, patient monitor untuk mendeteksi ritme jantung, kadar oksigen dalam darah, tekanan darah dan lain-lain.
Peralatan medis lainnya yang terpasang di ambulans dengan panjang total 6.943 meter ini adalah ambulance stretcher, long spinal board untuk pasien yang mengalami cedera tulang belakang/spinal, transport patient, four bell stretcher untuk evakuasi pasien dari area sempit seperti apartemen, nikolar (penahan leher untuk pasien dengan trauma di tulang leher).
Dilengkapi juga peralatan medis lain seperti head immobilizer, automatic external defibilator (HED), alat kejut jantung, shiring pump (injeksi) untuk memasukkan cairan ke tubuh, infusion pump, serta tabung oksigen berjumlah sampai empat unit.
Dengan desain khusus yang dirancang tim desainer dari Baze, ambulance ini bisa membawa sampai empat tabung oksigen untuk mengantisipasi kondisi gawat darurat saat ambulans harus lama di perjalanan akibat terjebak macet parah.
"Evakuasi pasien adalah momen vital, misal pada pasien cedera tulang belakang. Salah penanganan pertama, pasien bisa meninggal," ujar Bari.
Saat mesin mobil dalam kondisi off alias mati, peralatan di ambulance ini masih bisa tetap difungsikan maksimal karena ambulance ini telah dilengkapi dengan baterai untuk menyimpan tenaga berikut charger-nya.
Saat ambulance tidak dioperasikan, charger harus selalu tersambung ke lubang listrik. Back up baterai charger di ambulance ini berdaya 10 ampere.
Bari menjelaskan, proses pengerjaan ambulance ini 10 bulan dan ditawarkan dengan harga jual Rp 1,8 miliar. Biaya pengadaan peralatan medis dan interior saja Rp 900 juta.
Sejumlah rumah sakit besar dan institusi sudah menjadi pengguna ambulans berbasis Mercedes-Benz Sprinter buatan Baze ini.
Antara lain, RS Harapan Kita, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), U Care (perusahaan layanan ambulans di Depok), DPR RI, dan Kementerian Pertahanan.
Bahan-bahan untuk panel interior terbuat dari cetakan fiber dan material dari kulit untuk bangku.
Warna interior bisa dikustomisasi by request sesuai keinginan pemesan. Kabin ambulans ini dilengapi penyejuk udara (AC) dan lampu utama LED sebanyak 3 buah yang sangat terang namun tidak menyilaukan sehingga amat mendukung tim medis saat melakukan tindakan penanganan gawat darurat ke pasien.
Penulis: Mohamad Choirul Arifin