Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Rencana Merger Renault dan Nissan Harus Disetujui Pemerintah Prancis

Manajemen kedua perusahaan merasa aliansi selama ini kurang kuat dalam menghadapi persaingan global.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Rencana Merger Renault dan Nissan Harus Disetujui Pemerintah Prancis
TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Renault Kwid dipamerkan di ajang pameran otomotif tahunan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 yang digelar di gedung ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Selasa (15/8/2017). Melalui mobil tersebut Renault masuk ke pasar mobil murah (LCGC). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pabrikan mobil asal Prancis, Renault SA dan pabrikan mobil asal Jepang, Nissan Motor Co berencana merger, yang akan meningkatkan kerja sama antara kedua perusahaan lebih dari dekat menjadi satu kesatuan utuh.

Mengutip Bloomberg, Kamis (29/3), antara dua perusahaan memang sudah lama terjalin aliansi, dengan Nissan memiliki 15% saham Renault dan Renault memiliki 43% saham Nissan.

Namun, manajemen kedua perusahaan merasa aliansi selama ini kurang kuat dalam menghadapi persaingan global.

Apalagi industri mobil sekarang sedang gencar beralih ke mobil listrik dan mobil otomatis. Dia dua area ini, perusahaan-perusahaan besar macam Volkswagen AG dan Toyota Motor Corp sedang gencar ekspansi.

Jika Renault dan Nissan bergabung tentu akan menjadi satu pesaing yang tangguh, dengan sumber daya yang sangat cukup untuk masuk dalam segmen baru, seperti mobil listrik atau mobil otomatis.

Para pihak sedang membahas transaksi. Nissan pada dasarnya akan memberikan saham perusahaan baru hasil merger kepada pemegang saham Renault.

Baca: Menteri Airlangga Bicara Mobil Listrik yang Ideal di Indonesia

Berita Rekomendasi

Pun demikian, pemegang saham Nissan juga akan menerima saham di perusahaan baru dalam pertukaran untuk kepemilikan mereka.

Selain itu, ada pula pembicaraan bahwa keduanya akan tetap mempertahankan kantor pusat di Jepang dan Prancis.

Namun, kemungkinan merger ini akan sulit dicapai.

Pasalnya, pemerintah Prancis memiliki 15% saham Renault dan banyak ahli berpendapat kalau Prancis enggan melepas kontrol penuh atas Renault, kecuali ada negosiasi yang membuat pemerintah melunak.

Sementara itu, kedua pemerintah, baik Prancis maupun Jepang juga harus menyetujui penggabungan ini dan keduanya mungkin punya pendapat berbeda yang sama kuatnya, tentang di mana sebaiknya perusahaan baru ini berdomisili.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas