Toyota Bicara Mobil LCGC yang Dinilai Masih Positif di Pasaran
Meski mengalami penurunan, selama lima tahun kehadirannya di pasar Indonesia, kehadiran produk LCGC ini masih dinilai positif.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada segmen kendaraan low cost green car ( LCGC) menunjukkan semester pertama tahun ini mengalami penurunan.
Produk Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) tercatat hanya terdistribusi sebanyak 115.076 unit atau turun 4,60 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Namun meski mengalami penurunan, selama lima tahun kehadirannya di pasar Indonesia, kehadiran produk LCGC ini masih dinilai positif.
Ini diungkapkan Vice President Director PT Toyota Astra Motor ( TAM) Henry Tanoto yang menjawab evaluasi kehadiran LCGC di Tanah Air.
"Kalau kami bandingkan sebelum dan sesudah ada LCGC, kontribusi mobil LCGC cukup baik dan ke market-nya kontribusi sampai 20-23 persen dari total market," ujar Henry saat ditemui beberapa waktu lalu.
LCGC membentuk pasar baru dimana konsumennya menyesuaikan dengan spesifikasi yang ditawarkan.
Baca: Ada Keterkaitan Valentino Rossi dengan Perpindahan Ronaldo ke Juventus
Kendaraan LCGC memiliki kapasitas mesin hingga 1.200 cc dan memenuhi konsumsi BBM 20 kilometer per liter dengan kandungan lokal produksi mencapai 85 persen.
"Kemudian lokal kontennya LCGC itu bisa mencapai 90 persen, 94 persen bahkan di beberapa produk. Jadi artinya, ini menggerakkan supply chain, komponen dan segala macam. Tidak hanya market tapi juga industri menjadi lebih baik," ucap Henry.
Toyota sendiri menawarkan dua produk di pasar LCGC yakni Calya dan Agya. Calya dihadirkan pertama kali di 2016 dan Agya muncul lebih dulu di tahun 2013.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Efek Mobil Murah buat Industri Otomotif