Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Kapan Busi Kendaraan Harus Diganti Berkala, Apa Risikonya Jika Mengabaikan?

Membiarkan busi yang sudah aus dan masa pakainya habis akan memicu terjadinya overheat pada busi saat busi bekerja

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Kapan Busi Kendaraan Harus Diganti Berkala, Apa Risikonya Jika Mengabaikan?
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Busi tipe standar pada umumnya akan mulai aus setelah dipakai sejauh 6.000 kilometer jarak tempuh pada sepeda motor dan 20.000 kilometer jarak tempuh pada mobil. 

"Jadi pada busi dengan logam mulia, kenapa bagian center dan ground yang rusak duluan? Kalau kita simulasikan, di dalam ruang bakar itu ada ion-ion. Di dalam center, elektroda akan menarik ion-ion yang lebih berat. Sederhananya begitu. Sementara, di bagian ground, akan menarik ion ion yang lebih ringan. Saat mengecek di bengkel, businya rata rata akan cepat rusak pada bagian center eletrodanya," lanjut Diko.

Kenali Risiko Buruknya

Lalu, apa yang terjadi jika pemilik kendaraan membiarkan pemakaian busi yang sudah aus dalam jangka waktu lama?

Membiarkan busi yang sudah aus dan masa pakainya habis akan memicu terjadinya overheat pada busi saat busi bekerja, yakni ketika mesin kendaraan dinyalakan. "Celah busi mudah terbentuk," kata Diko.

Diko menegaskan, busi merupakan garda paling depan dalam sistem pengapian kendaraan. Dia mencontohkan, busi memerlukan tegangan 1 volt dengan jarak gap elektroda yang ideal 0,8 mm. Namun ketika busi sudah aus, jarak gap tersebut menjadi tidak lagi ideal karena gap sudah semakin besar.

Efek negatifnya, tegangan busi juga ikut naik. Dampak berikutnya lagi, busi akan menuntut suplai daya yang lebih besar dari komponen sebelum-sebelumnya seperti dari aki di kendaraan. Jika kondisi demikian dibiarkan, sistem kelistrikan kendaraan bisa mengalami kerusakan permanen.

Motor jadi susah distarter. Putaran mesin saat posisi iddle jadi tak stabil. Performa mesin turun. Tenaga yang dihasilkan menjadi lebih lembek, torsi berkurang, kemampuan berakselerasi menurun. Siap-siap saja, keluar uang lebih banyak karena konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.

BERITA TERKAIT

Diko memaparkan, kerusakan pada busi ditandai oleh keausan pada elektrodanya. Jika busi yang elektrodanya sudah aus tidak segera diganti dengan busi yang baru, kerusakan elektroda akan merembet ke komponen lain pada kendaraan. 

Yang terkena paling awal adalah tutup busi, kemudian merembet ke koil dan aki kendaraan. "Ingatlah, busi bekerja dengan bantuan dari banyak komponen. Saat busi mengalami kerusakan, yang paling terkena dampaknya duluan adalah bagian tutup busi," jelasnya. Tutup busi akan menuntut komponen komponen lain bekerja sama dengan busi agar menghasilkan tegangan yang sama.

Yang juga akan kena di urutan berikutnya adalah baterai (aki) kendaraan. "Aki kendaraan akan ngedrop kinerjanya. Makanya, biasanya kalau setahun atau dua tahun kita nggak ganti busi, biasanya kendaraan akan menuntut penggantian baterai. Ini sejalan juga dengan lifetime pemakaian baterai," jelas Diko.

Penulis: Choirul Arifin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas