Sri Mulyani: Industri Otomotif Jangan Hanya Jago Kandang
"Kalau Tesla, semua pasti menengoknya ke sana. Ini sangat berdampak dalam kehidupan sosial di AS yang luar biasa," ujar Sri Mulyani.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, mengatakan industri otomotif di Indonesia harus bisa menjadi raja di kawasan ASEAN karena industri otomotif Indonesia masih kalah dengan Thailand.
"Tentu kami di dalam pemerintah mengharapkan, bahwa industri otomotif di Indonesia jangan hanya jago kandang," kata Sri Mulyani, pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/7/2019).
Dia melanjutkan, Kementerian Keuangan juga mendukung Road Map Making Indonesia (RMMU) 4.0 yang digaungkan oleh Kementerian Perindustrian RI.
Karenanya, Sri Mulyani meminta seluruh pihak terkait yang bergerak dalam industri otomotif harus melek teknologi.
"Sekarang orang bicara bukan sekadar mobil, tetapi sudah bicara tentang mobil ful listrik kayak Tesla," ucapnya.
Dia bercerita, saat di Amerika, dia tinggal hampir enam tahun dan bertepatan dengan peluncuran mobil Tesla.
Sri menambahkan, masyarakat pada saat itu sangat antusias dengan kehadiran mobil Tesla yang ciamik dengan segala teknologinya.
"Orang beli karena gengsi, senang saja dengan ide dari electric car (mobil elektrik)," beber Sri Mulyani.
Bahkan, ketika seorang teman Sri Mulyani menitipkan mobil Tesla di garasi rumah penginapannya, warga Amerika yang melintas memalingkan pandangan ke mobil listrik tersebut
"Kalau Tesla, semua pasti menengoknya ke sana. Ini sangat berdampak dalam kehidupan sosial di AS yang luar biasa," ujar Sri Mulyani.
Terlebih, teman Sri Mulyani mengizinkannya membawa mobil Tesla guna berkeliling jalanan Amerika. "Saya pakai ke mal, semua orang lihat ke kita. Luar biasa memang punya Tesla itu, kayak reputasi yang keren. Itulah yang disebut teknologi intervensi, mengganggu, mengubah, yang membuat dinamika," sambungnya.
Di Eropa, kata dia, kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim sangat tinggi. Itu membuat mayoritas penduduk Eropa sangat melek juga dengan teknologi mobil listrik.
"Karena dianggap merupakan salah satu industri yang menghasilkan emisi co2 yang harus dikurangi," jelas dia.