Truk Hino Bermesin Euro 2 dan Euro 4 Lolos Uji Pemakaian Bahan Bakar B30
mulai Januari 2020 ini Pemerintah telah menetapkan pemberlakuan penggunaan bahan bakar B30 untuk kendaraan diesel
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM,. JAKARTA - Hino Indonesia menyatakan, truk produksinya yang menggunakan mesin Euro 2 dan Euro 4 lolos uji pemakaian bahan bakar B30 di Indonesia.
Truk Hino bermesin Euro 2 merupakan truk Hino yang masih dipasarkan saat ini dan truk Euro 4 merupakan truk Hino yang akan dipasarkan tahun depan untuk menyambut pemberlakuan standar baru emisi gas buang kendaraan diesel Euro 4.
Seperti diketahui, mulai Januari 2020 ini Pemerintah telah menetapkan pemberlakuan penggunaan bahan bakar B30 untuk kendaraan diesel.
Aturan baru ini mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang “Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar lain” dan berlaku mulai 1 Januari 2020.
Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mengatakan, sejak 2010 hingga saat ini pihaknya terus meriset dan mengembangkan produk truk khusus untuk bahan bakar biodiesel di Indonesia.
Baca: Kuasai Pasar Absolut, Hino Ranger Belum Terkalahkan di Segmen Medium Duty Truck
Riset dan pengembangan itu dilakukan melalui tes durabilitas dan tes emisi gas buangnya dan dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan hasil pengetesan yang bisa dibuktikan secara ilmiah.
Baca: Hino Tepis Persepsi Busnya Tak Mumpuni untuk Trayek Jauh Via Tol Trans Jawa
Santiko menjelaskan, dalam tes dirabilitas dan tes emisi ini mesin Hino diuji dengan kondisi beban dan daya maksimum pada putaran mesin 2500 rpm selama 400 jam.
Pengujian ini setara dengan 40.000 km pada pemakaian maksimum untuk menggambarkan kondisi kendaraan dipacu dalam kondisi ekstrim melebihi dari keadaan sesungguhnya di lapangan atau kondisi aktual sehari-harinya.
Baca: Bus Hino RN 285: Menikmati Kemewahan dan Kenyamanan Perjalanan Tak Perlu yang Ber-CC Besar
Untuk pengetesan ini Hino melibatkan Balai Teknologi Termodinamika, Motor dan Propulsi (BT2MP) dulu BTMP, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) serta Balai Teknologi Bahan Bakar & Rekayasa Disain (BTBRD).
Baca: Hino Dutro: Andalan Pengusaha di Dalam Negeri, Makin Dipercaya di Negeri Orang
Santiko menyatakan pihaknya juga melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pertamina sebagai produsen B30.
Santiko menjelaskan, hasil riset tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan spesifikasi produk Hino yang cocok untuk mengasup biodiesel, tapi juga untuk mengembangkan spesifikasi bahan bakar biodiesel-nya sendiri.
Kontribusi Hino dari penelitian ini untuk pengembangan spesifikasi biodiesel yang diproduksi di Indonesia adalah yang terkait dengan kandungan logam.
Di bahan bakar B20 yang berlaku sebelumnya hingga 2019, tidak diatur tentang kandungan logamnya.
Kemudian di B30 diatur kandungan beberapa jenis logam seperti Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium.