Bus Hino RN 285 Cocok untuk Taklukkan Trayek AKAP Full Tol Trans Jawa
Bus Hino RN 285 dengan fitur retarder ini merupakan jawaban Hino atas berbagai masukan yang disampaikan pengusaha transportasi
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kita tentu masih ingat, di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 bulan Juli lalu, Hino Indonesia memamerkan bus Hino RN 285 yang sudah dilengkapi dengan retarder.
Fitur retarder dengan built-in air suspension di bus bertenaga 285 horse power ini merupakan hasil pengembangan Hino dari tipe chassis yang sama yang sebelumnya telah diluncurkan di pasar.
Penambahan fungsi retarder berfungsi untuk membantu meningkatkan fungsi pengereman utama pada bus, memperlambat laju atau mempertahankan kecepatan bus agar tetap stabil saat berada di jalan menurun.
Bus Hino RN 285 dengan fitur retarder ini merupakan jawaban Hino atas berbagai masukan yang disampaikan pengusaha transportasi yang sebelumnya telah menggunakan chassis Hino RN 285 transmisi manual versi lama.
PO Sinar Jaya adalah satu dari sejumlah perusahaan otobus (PO) di Tanah Air yang sudah menggunakan chassis Hino RN 285 dengan retarder ini untuk armada bus malamnya.
Unit bus Sinar Jaya dengan chassis ini saat ini antara lain dioperasikan untuk melayani trayek baru Jakarta-Surabaya pergi pulang yang sepenuhnya melintasi ruas tol Trans Jawa sejak berangkat dari Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, hingga tujuan akhir di Terminal Purabaya.
Chassis ini dipasangkan pada bodi Legacy SR-2 dengan kabin Suite Class.
Berdasar hasil pengetesan awal yang dilakukan PO Sinar Jaya dengan Hino dan setelah beberapa bulan dioperasikan melayani trayek ini, relatif tidak ditemukan masalah dan keluhan oleh pihak operator.
Tribunnews menemui Ricky Rizalfi, satu dari driver senior PO Sinar Jaya yang dipercaya perusahaan otobus ini mengemudikan bus Suite Class ini di trayek Jakarta-Surabaya, baru-baru ini di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur.
Ricky menuturkan, performa bus nyaman dan stabil dikemudikan di lintasan panjang dan jauh seperti ruas tol Trans Jawa.
Ricky mengaku mengemudikan bus ini rata-rata di kecepatan 100 kilometer per jam dengan menjaga putaran mesin di rentang 2.100-2200 rpm agar mendapatkan efisiensi bahan bakar.
Dari segi performa dan endurance mesin, selama mengemudikan bus ini pergi-pulang melintasi ruas tol Trans Jawa, Ricky mengaku tidak menemukan kendala. "Relatif tidak ada masalah," ujarnya.
Hal ini ditopang oleh mekanisme perawatan armada di PO Sinar Jaya yang mewajibkan bus harus mengganti oli mesin dan filter bahan bakar setelah bus menempuh perjalanan di kilometer tertentu mengacu pada ketentuan manual book yang diberikan oleh PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) sebagai agen pemegang merek bus Hino di Indonesia.
Di aspek kenyamanan, Ricky menyatakan, suspensi udara di bus ini sangat efektif meredam getaran dan guncangan saat bus melintas di jalan bergelombang termasuk saat bus melintas di titik sambungan jembatan atau saat bermanuver di ruas tol berbelok.
Dari pengalamannya, tidak ada komplain dari penumpang saat bus yang dikemudikannya ini tiba di tujuan.
"Yang saya perlu lebih hati-hati adalah saat bus melaju di tikungan, badan bus terasa sedikit limbung. Efektivitas fungsi retarder juga sedikit berkurang," tutur Ricky yang sebelumnya pernah bekerja di bus malam Lorena ini.