Pengemudi Bus Masih Hadapi Kelangkaan Solar di Lintas Sumatera, Sampai-sampai Harus Bawa Jerigen
Para pengemudi bus di jalur Lintas Sumatera masih menghadapi kendala pasokan solar untuk mendukung operasional armada bus.
Editor: Choirul Arifin
"Jangan hanya jalannya saja yang diperindah tetapi bahan bakar juga harus dicukupi. Saya menduga BBM ini di pasok ke perkebunan sehingga sulit ditemukan di SPBU," papar Afrinaldy.
Di kunjungan berikutnya, tim PerpalZ TV menyambangi PO Gumarang Jaya di Lampung. Yulianto, Direktur PT. Gumarang Jaya Bersama juga mengaku menemui kesulitan dalam mendapatkan BBM.
"Di beberapa titik memang sangat sulit untuk mendapatkan BBM diesel bersubsidi. Tak jarang kru kami harus membekali bus dengan BBM cadangan dalam jerigen. Bisa 40-60 liter BBM yang kami bawa sebagai cadangan," ungkap Yulianto.
:Kami mohon kepada instansi terkait untuk lebih memperhatikan kembali ketersediaan BBM untuk lintas Sumatera, agar transportasi darat dengan bus ini juga semakin terus digemari masyarakat,” kata Yulianto.
Afrinaldy menilai kegiatan roadshow Perpalz TV bagus karena dapat lebih memasyarakatkan penggunaan bus sebagai transportasi darat yang nyaman untuk berpergian.
“Senang sekali kami bisa didatangi oleh Perpalz TV, ini merupakan sebuah terobosan yang sangat baik. Melalui sarana seperti ini masyarakat bisa lebih mengenal perusahaan-perusahaan otobus apa saja yang ada di Indonesia. Selain itu, ini jadi edukasi yang baik buat kami sesama pengusaha bus,” ujar Afrinaldy.
Sumatera Roadshow, jelajah Sumatera oleh PerpalZ TV resmi digelar. Senin (15/3/2021), rombongan dari Pulomas, Jakarta Timur, bertolak pukul 03:00 WIB dan langsung menuju ke Pelabuhan Merak, untuk menuju Palembang. Dalam perjalanan ini, rombongan menggunakan bus Mercedes-Benz OC500 RF 2542 dari PO SAN dan menyeberang lewat pelabuhan Merak, Banten.
Perjalanan yang dipimpin oleh Kurnia Lesani Adnan yang juga Presiden Direktur PO SAN dan Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), menghadapi sejumlah kendala. Dalam bincangnya, pria yang akrab disapa Sani ini menjelaskan bahwa keterbatasan bahan bakar diesel (solar) yang menjadi kebutuhan bagi bus yang ingin melakukan pengisian bahan bakar menjadi kendala utama.