Bakal Banyak Industri Jadi Korban Jika Kendaraan Bahan Bakar Minyak Dialihkan ke Kendaraan Listrik
Tidak mudah bagi pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat dalam penggunaan mobil listrik.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Dewi Agustina
"PDB per-kapita Indonesia saat ini masih di kisaran 4.000 dolar AS, sehingga daya beli masyarakat untuk mobil masih di bwah Rp 300 juta," kata Shodiq.
Baca juga: Penjualan Mobil Bensin Akan Disetop, Bagaimana Kesiapan Infrastruktur Pengisian Kendaraan Listrik?
Tantangan lain, Shodiq Wicaksono melanjutkan, infrastruktur pengecasan baterai EV masih terbatas.
Adapun dari sisi industri, mobil listrik yang dipasarkan saat ini masih diimpor dalam keadaan utuh, belum dirakit atau dibuat di Indonesia.
Kemudian, kata dia, industri komponen utama baterai masih dalam proses pembangunan diperkirakan baru mulai berproduksi pada tahun 2024.
Kesiapan masyarakat atau konsumen untuk mengadopsi kendaraan dengan teknologi baru ini.
"Nilai jual kembali BEV juga menjadi tantangan, selain harga baterai masih mahal, yakni 40-60 persen dari harga kendaraan listrik. Selanjutnya, terwujudnya BEV perlu terintegrasi dengan eco industry, penelitian dan pengembangan, serta industri komponen pendukung," imbuh Shodiq.
Seiring dengan itu, dia menyatakan, perlu adanya transisi teknologi untuk mengurangi dampak perubahan struktur industri sebelum terjadi industrialisasi komponen BEV, seperti baterai, PCU/inverter dan lain-lain.
Tujuannya agar BEV dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan menyerap tenaga kerja baru.
"Saya lihat pengalihan teknologi kendaraan berbasis motor ke kendaraan listrik sebaiknya berjalan secara alami. Hal penting adalah tingkat permintaan pasar yang tepat sangat penting untuk mencapai skala ekonomi," jelasnya.
Pada prinsipnya, dia menyatakan, industri otomotif mendukung penuh BEV. Namun, ini membutuhkan transisi teknologi.
Sebab, ketika teknologi berubah dari mesin ICE ke motor listrik, komponen berubah. Itu sebabnya, semua pihak harus mengurangi dampak negatif ini ke industri, terutama pemasok komponen.
Pada titik ini, Shodiq menyatakan, transisi alami perlu berjalan mulus, sehingga tidak ada yang dirugikan. Hal ini terjadi saat pergeseran transmisi manual ke otomotif.
"Yang penting, semua bisa terakomodasi dengan baik," imbuhnya.
Disrupsi