Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

LCGC Bakal Kena PPnBM 3 Persen, Berikut Reaksi APM hingga Penjelasan Kemenperin

Mobil jenis LCGC berpotensi mengalami kenaikan harga berkat pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in LCGC Bakal Kena PPnBM 3 Persen, Berikut Reaksi APM hingga Penjelasan Kemenperin
GridOto.com/Rian
Deretan mobil LCGC. LCGC Bakal Kena PPnBM 3 Persen, Berikut Reaksi APM hingga Penjelasan Kemenperin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) berpotensi mengalami kenaikan harga berkat pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Awalnya, mobil LCGC mendapat keistimewaan karena dibebaskan dari PPnBM berkat keberadaan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.

Kemudian, lewat Peraturan Pemerintah (PP) No 73/2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, khususnya di pasal 25, mobil LCGC tarif sebesar 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebesar 20% dari harga jual. Dengan demikian, mobil LCGC terkena PPnBM sebesar 3%.

Sejatinya, pengenaan PPnBM terhadap LCGC diberlakukan per 16 Oktober 2021 lalu. Hanya saja, karena ada Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 1737 Tahun 2021, mobil LCGC masih termasuk dalam daftar penerima insentif PPnBM 100%. Dengan begitu, harga mobil LCGC masih sama seperti sebelumnya hingga Desember 2021.

Respon APM

Tanggapan agen pemegang merek (APM) terkait rencana PPnBM 3% ini pun beragam.

Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra mengatakan, Daihatsu bakal mengikuti peraturan yang berlaku. “(Daihatsu) ikut saja, toh peraturan berlaku untuk semua brand, tidak berlaku khusus untuk Daihatsu, jadi biar kustomer yang pilih,” kata dia kepada Kontan.co.id (16/12).

Baca juga: Kemenperin Sebut Penjualan Mobil LCGC Tak Terganggu oleh Penerapan PPnBM

Berita Rekomendasi

Di segmen LCGC, Daihatsu bersaing dengan produk LCGC kompetitor lewat kedua lini produknya, yaitu Daihatsu Ayla dan Sigra. Pada sebelas bulan pertama tahun ini, jumlah kontribusi keduanya mencapai hampir 40% dari total penjualan ritel Daihatsu bila digabungkan, yakni tepatnya 38,93%.

Perinciannya, di Januari-November 2021 ini, penjualan ritel Daihatsu Sigra tercatat sebesar 33.575 unit atau setara 25,25% dari total penjualan ritel Daihatsu, sementara penjualan ritel Daihatsu Ayla berjumlah 18.188 unit atau setara 13,68% dari total penjualan ritel Daihatsu. Sepanjang Januari-November 2021 ini, total penjualan mobil Daihatsu mencapai 132.950 unit.

Dihubungi terpisah, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, strategi Daihatsu dalam memacu penjualan LCGC di tahun 2022 masih sama seperti sebelumnya.

Asal tahu saja, strategi yang dimaksud adalah dengan menggandeng perusahaan pembiayaan, baik dari Astra Daihatsu Value Chain maupun perusahaan pembiayaan eksternal untuk menyediakan paket-paket kredit menarik dan terjangkau bagi pembeli.

Bentuknya bisa beragam, mulai dari misalnya pemberian tenor yang lebih panjang (misal dari semula 5 tahun menjadi 7 tahun-8 tahun), pemberian uang muka rendah, pembebasan biaya admin, dan masih banyak lagi. Bentuk paket kredit yang diberikan bisa berbeda-beda antar daerah, tergantung konteks dan kebutuhan pasar setempat.

Pemilihan strategi ini didasarkan pada karakteristik transaksi penjualan mobil di Daihatsu yang didominasi oleh penjualan kredit. Asal tahu, menurut catatan Hendrayadi, porsi penjualan secara kredit dalam penjualan Daihatsu bisa mencapai 80%.

Baca juga: Gaikindo Tetap Optimistis Pasar Mobil LCGC Berkembang Meski Kena Pajak PPnBM

“Kalau kita kasih program macam-macam tapi paket kreditnya tidak menarik dan tidak terjangkau buat segmen LCGC itu percuma,” ujar Hendrayadi kepada Kontan.co.id (16/12).

Proyeksi Hendrayadi, dengan keunggulannya dari segi harga dan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar, kontribusi segmen LCGC dalam total penjualan mobil Daihatsu di tahun 2022 masih akan kurang lebih sama dengan tahun 2021, yakni di kisaran 40%.

Di sisi lain, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan, HPM masih mempelajari aturan PPnBM untuk segmen LCGC.

“Kami akan mempelajari dulu perkembangan dari regulasi perpajakan yang akan datang,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Billy tersebut kepada Kontan.co.id, Rabu (15/12).

Di pasar Indonesia, HPM juga mencuwil peluang pasar LCGC melalui produk LCGC-nya, yakni Brio Satya. Sepanjang Januari-November 2021 ini, Brio Satya berkontribusi sekitar 33% dalam total penjualan mobil Honda di pasar domestik.

Billy optimistis, pasar LCGC masih akan menjadi salah satu segmen yang potensial di tahun 2022. Optimisme ini didasarkan pada riwayat perkembangan pasar LCGC dalam beberapa tahun terakhir.

Daihatsu Ayla di GIIAS 2021
Daihatsu Ayla di GIIAS 2021 (Istimewa)

“Dalam beberapa tahun ini, LCGC masih menjadi salah satu segmen yang paling berkembang di Indonesia, seiring dengan segmen konsumen usia muda dan pembeli pertama yang tumbuh di Indonesia.

Strategi HPM, HPM tetap fokus untuk mengembangkan produk berkualitas yang memberikan value lebih bagi konsumen dan melengkapinya dengan layanan purna jual yang memudahkan konsumen. Tidak lupa, HPM juga menyiapkan program penjualan yang memudahkan dan meringankan konsumen dalam memiliki kendaraan.

Billy mengaku belum mengungkapkan berapa target penjualan LCGC HPM di pasar domestik pada tahun depan, sebab pihaknya masih belum menentukan berapa target yang ingin dikejar. Billy juga belum bisa memastikan, apakah HPM bakal meluncurkan produk anyar di segmen LCGC atau tidak di tahun 2022.
“Peluncuran produk baru melihat dari kebutuhan konsumen dan kondisi pasar,” tutur Billy.

Baca juga: Mobil Murah LCGC Memang Layak Kena Pajak PPnBM

Vice President TAM Henry Tanoto menyampaikan, pengenaan pajak pada mobil LCGC sesuai PP No 74/2021 diperkirakan akan mempengaruhi harga jual mobil tersebut bagi konsumen ritel.

Dari situ, perubahan harga juga akan mempengaruhi sistem pembayaran, cicilan, dan sebagainya.

Hanya, ia belum bisa menyebut besaran potensi perubahan harga jual mobil LCGC Toyota seiring dengan adanya aturan pajak terbaru, termasuk efeknya terhadap penjualan mobil LCGC ke depannya.

“Mungkin dampaknya baru bisa terlihat setelah berjalan,” imbuhnya, Rabu (15/12/2021), seperti dilansir dari KONTAN dalam artikel "Pajak mobil LCGC berpotensi naik, begini tanggapan Toyota".

Terlepas dari itu, Henry menilai bahwa pasar mobil LCGC sebenarnya tumbuh cukup baik sepanjang 2021 berjalan. Penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil LCGC Toyota Calya tercatat sebesar 32.000 unit di periode Januari – November 2021, atau lebih tinggi dibadingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebanyak 21.000 unit.

Begitu pula dengan penjualan wholesales Toyota Agya yang di periode Januari – November 2021 telah mencapai 15.000 unit. Sedangkan di periode Januari – November 2020, Toyota Agya terjual sebanyak 11.000 unit.

Pihak TAM tetap berupaya memberikan produk dan layanan yang sesuai dan bernilai sebagai langkah antisipasi pengenaan pajak terhadap mobil LCGC.

“Penyesuaian pada harga harus bisa sejalan dengan perubahan atau peningkatan yang cocok pada mobil LCGC. Kami juga pastikan untuk bisa memberikan layanan yang pas kepada pelanggan,” ungkap Henry.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil LCGC secara nasional berada di level 133.258 unit di periode Januari – November 2021. Angka tersebut lebih tinggi 27,33 persen (yoy) dibandingkan penjualan mobil LCGC di periode Januari – November 2020 sebesar 104.650 unit.

Baca juga: Kemenperin Sebut Penjualan Mobil LCGC Tak Terganggu oleh Penerapan PPnBM

Tanggapan Kemenperin

Menanggapi rencana pengenaan PPnBM untuk mobil LCGC, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Sony Sulaksono mengaku, mobil LCGC seperti niche market yang artinya memiliki ceruk pasar atau segmen konsumennya tersendiri.

Alhasil, penjualan mobil LCGC diyakini tidak akan terganggu oleh penerapan PPnBM. “PPnBM mobil LCGC itu hanya 3%, jadi tidak terlalu berdampak,” ujar dia, Rabu (15/12).

Ia juga menyebut, dengan adanya skema PPnBM berdasarkan emisi gas buang, pemerintah memang tengah fokus pada pengembangan teknologi mobil yang lebih ramah lingkungan, termasuk mobil listrik.

“Pemerintah terus mendorong pengembangan berbagai teknologi, termasuk memberikan preferensi kepada kendaraan listrik,” ungkap Sony.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil LCGC secara nasional berada di level 133.258 unit di periode Januari – November 2021.

Angka tersebut lebih tinggi 27,33% (yoy) dibandingkan penjualan mobil LCGC di periode Januari – November 2020 sebesar 104.650 unit.

Ilustrasi All New Honda Brio Satya
Ilustrasi All New Honda Brio Satya (Tabloid OTOMOTIF)

Baca juga: Pajak Mobil LCGC Berpotensi Naik, Apa Dampaknya? Berikut Tanggapan Toyota

Gaikindo Tetap Optimis

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto optimistis, pasar segmen LCGC masih akan berkembang di tahun depan.

Menurutnya, pengenaan PPnBM 3% terhadap segmen LCGC merupakan jumlah yang tidak terlalu besar.

Dengan demikian, saat dikenai PPnBM 3% kelak, kenaikan harga pada mobil LCGC tidak akan terlalu signifikan “Segmen LCGC masih akan tetap berkembang, karena harganya terjangkau,” ujar Jongkie kepada Kontan.co.id, Kamis (16/12/2021).

Dia juga memperkirakan, pangsa pasar LCGC di 2022 bisa mencapai sekitar 20% dari total penjualan nasional di tahun 2022.

Sebagai pembanding, berdasarkan data Gaikindo, penjualan ritel LCGC nasional (di sepanjang Januari-November 2021 mencapai 129.527 unit. Jumlah tersebut setara 16,4% dari total penjualan ritel mobil nasional di sepanjang Januari-November 2021 yang sebesar 761.861 unit. (Kontan/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas