Kontroversi Konvoi Mobil Mewah di Tol Andara: Buka Pintu Bagasi Honda Brio Buat Bikin Konten Video
Dari pantau kamera pengintai terlihat aktivitas melakukan rekaman dokumentasi terhadap iring-iringan konvoi mobil mewah di tol Andara, Minggu pagi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian penghadangan konvoi mobil mewah oleh Polantas di Jalan Tol Andara diawali saat petugas Patroli Jalan Raya (PJR) menerima informasi dari pengelola jalan tol, Minggu (23/1/2022) pagi.
Informasi yang masuk menyebutkan ada iring-iringan kendaraan yang tertangkap kamera CCTV jalan tol dengan kegiatan yang membahayakan keselamatan pengguna tol lainnyua.
"Ada puluhan mobil beriringan, dimana pada mobil paling depan pintu bagasi terbuka. Petugas PJR langsung mendatangi iringan tersebut," ungkap Kompol Sutikno, Kasat PJR Polda Metro Jaya saat ditemui GridOto.com di kantornya.
Dari pantau kamera pengintai terlihat adanya aktivitas melakukan rekaman dokumentasi terhadap iring-iringan itu.
Kompol Sutikno membeberkan beberapa fakta pelanggaran dari konvoi sunday morning run mobil mewah itu.
Kompol Sutikno menjelaskan, ada seseorang di Toyota Fortuner yang mengeluarkan anggota badan. "Terlihat sedang mengambil gambar di lajur tengah," tuturnya.
Rekaman CCTV konvoi mobil mewah yang melakukan sunday morning run di jalan Tol Depok - Antarasi (Andara) pada Minggu (23/1/2022) kemarin.
Baca juga: Polisi Tidak Tilang Konvoi Mobil Mewah yang Bikin Konten Video di Tol Andara karena Kooperatif
Kemudian dalam tangkapan lainnya terlihat dalam aktivitas pengambilan dokumentasi di Honda Brio.
Mobil Honda Brio itu terlihat terbuka bagasi belakang dan ada orang yang terlihat mengambil dokumentasi.
Baca juga: Penggantian Pelat Nomor Hitam ke Warna Putih Direalisasikan Bertahap Mulai Januari 2022
"Jelas sekali kegiatan itu sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain," tegasnya. Namun saat itu, pihaknya tidak melakukan penindakan terhadap iringi-iringan tersebut.
"Ada beberapa pertimbangan petugas di lapangan, di antaranya jumlah iring-iringan banyak, sementara petugas hanya 3 orang," bilangnya.
Menurutnya, dengan jumlah yang sedikit itu menurutnya cukup berisiko bagi petugas di lapangan.
"Dengan pertimbangan itu kami mengambil tindakan memberikan teguran dan edukasi," ungkap Kompol Sutikno.
Kompol Sutikno mengakui untuk urusan berupa penilangan dan lainnya sudah diambil alih ditlantas Polda Metro Jaya.
Laporan Reporter: Muslimin Trisyuliono l Sumber: Gridoto
