Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Krisis Pasokan, Produsen-Produsen Mobil EV Berlomba Amankan Bahan Baku Baterai

Selama ini Rusia memasok hampir setengah dari kebutuhan paladium dunia, dan 10 persen kebutuhan nikel dunia

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Krisis Pasokan, Produsen-Produsen Mobil EV Berlomba Amankan Bahan Baku Baterai
Untuk mengamankan pasokan bahan baku baterai kendaraan listrik, Toyota membuat kesepakatan dengan BHP Group Ltd, untuk memasok nikel sulfat dari Australia Barat. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Lonjakan permintaan kendaraan listrik (EV) di pasar global telah mendorong pembuat mobil seperti Tesla, Stellantis NV dan Volkswagen berlomba-lomba mengamankan bahan baku baterai.

Ini karena mereka sedang dihadapkan pada ancaman pasokan bahan baku baterai dan rantai pasokan global akibat pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

Selama ini Rusia memasok hampir setengah dari kebutuhan paladium dunia, dan 10 persen kebutuhan nikel dunia.

Rusia juga menjadi pemasok untuk aluminuim dan tembaga sebagai bahan baku utama untuk baterai EV.

Dikutip dari Reuters.com, berikut ini beberapa kesepakataan yang dilakukan produsen mobil listrik dengan pemasok dan penambang, untuk mengamankan bahan baku baterai EV mereka:

Teslaa

Berita Rekomendasi

Tesla telah membuat kesepakatan dengan Ganfeng Lithium Co dari China yang akan memasok lithium selama tiga tahun, mulai tahun 2022.

Baca juga: Nissan Luncurkan Baterai Solid-State Khusus untuk Kendaraan Listrik

Namun, berapa banyak bahan baku yang akan disediakan Ganfeng tidak diungkap Tesla. Ganfeng merupakan pemasok lithium terbesar ketiga di dunia.

Volkswagen

Pada 8 Desember tahun lalu, Vulcan Energy Resources mengumumkan akan menyediakan litium hidroksida selama lima tahun kepada Volkswagen, mulai tahun 2026.

Baca juga: Bus Mercedes-Benz Euro 4 Akan Diluncurkan Tahun Depan, Apa Kabar Versi Listriknya?

Vulcan mengekstrak litium dari sumber panas bumi di wilayah Lembah Rhine, Jerman.

Toyota

Produsen mobil asal Jepang, Toyota, membuat kesepakatan dengan BHP Group Ltd, untuk memasok nikel sulfat dari Australia Barat ke perusahaan patungan pembuatan baterai antara Toyota Motor dan Panasonic.

General Motors

Pada 2 Juli 2021, GM melakukan investasi jutaan dolar untuk membantu mengembangkan proyek panas bumi Hell's Kitchen Controlled Thermal Resources (CTR) Ltd. Proyek ini dilakukan di dekat Laut Salton California.

Baca juga: Honda Gelontorkan 64 Miliar Dolar AS untuk Pengembangan Kendaraan Listrik

Proyek yang akan dilakukan pada pertengahan tahun 2024 ini, diperkirakan dapat memproduksi 60.000 ton lithium, yang cukup untuk membuat sekitar 6 juta EV.

Pada Selasa (12/4/2022) kemarin, GM melakukan kesepakatan dengan penambang Glencore PLC, untuk memasok kobalt yang diamankan dari The Murrin Murrin Operations, untuk digunakan dalam katoda baterai Ultium GM, yang menggerakkan kendaraan Chevrolet Silverado EV, GMC Hummer EV dan Cadillac Lyriq.

Ford

Ford bermitra dengan startup Redwood Materials pada 22 September 2021 lalu, untuk membentuk "loop tertutup" atau rantai pasokan melingkar, untuk baterai EV mereka yang diperoleh dari bahan mentah hingga daur ulang.

Pada Senin (11/4/2022) kemarin, Ford akan membeli lithium dari fasilitas Lake Resources NL yang berada di Argentina.

Produsen mobil tersebut akan membeli sekitar 25.000 ton logam putih setiap tahunnya, dari proyek Danau Kachi di Argentina utara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas