Tesla Bantah Penutupan Operasional Produksi di Shanghai
pada awal April lalu pabrik Tesla di China sempat tutup selama 3 pekan akibat penguncian, guna menghentikan penyebaran virus
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI – Melonjaknya kasus positif yang terus terjadi di China, memicu adanya isu terkait penutupan produksi pabrik Tesla Inc yang berada di pabrik Shanghai.
Beredarnya kabar ini lantas membuat sejumlah konsumen Tesla khawatir jika pabrik supercar milik Elon Musk ini tak lagi dapat mengirimkan pasokan kendaraannya.
Informasi ini mulai diketahui publik setelah sejumlah pabrik otomotif dunia seperti Volkswagen dan General Motors menghentikan produksi di China lantaran mengalami kendala pasokan suku cadang untuk kendaraan listriknya, imbas dari Shanghai yang memperketat penguncian wilayah karena meningkatnya kasus Covid-19.
Baca juga: Luhut Sebut Jokowi Akan Bertemu dengan Bos Tesla Elon Musk
Mengetahui beredarnya isu miring tersebut, juru bicara Tesla langsung menyangkal adanya berita terkait penutupan pabriknya yang berada di jantung kota Shanghai.
Pihaknya menyampaikan pemberitahuan bahwa perusahannya tersebut hingga sejauh ini masih melangsungkan kegiatan produksi kendaraan listrik, mengutip Bloomberg Selasa (10/5/2022).
Sebagai informasi sebelum adanya berita penutupan ini, pada awal April lalu pabrik Tesla di China sempat tutup selama 3 pekan akibat penguncian, guna menghentikan penyebaran virus.
Namun pada akhir April kemarin pabrik supercar tersebut kembali beroperasi dengan menerapkan sistem loop tertutup, di mana para pekerja tinggal di dalam pabrik dan diuji secara berkala.
Tak hanya itu Tesla Inc juga menerapkan sistem kerja tiga shift yang mencakup 24 jam, tujuh hari seminggu.
Baca juga: Bos Tesla Elon Musk Ingin Segera Memonetisasi Twitter
Hal ini dilakukan Tesla untuk memacu produksi kendarannya meski Shanghai. ditengah memberlakukan penguncian ketat.
Keberadaan pabrik Tesla di Shanghai menjadi penting lantaran pabrik ini tak hanya memproduksi kendaraan untuk pasar China saja, namun juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor AS dan Eropa, bahkan dalam sehari pabrik supercar listrik ini mampu memproduksi sekitar 2.100 kendaraan