Usai Lebaran, Penjualan Mobil Bekas Turun 70 Persen, Harga Jualnya Malah Naik
Penurunan penjualan mobil bekas mencapai hingga 70 persen. Sementara pada season lebaran, Power Auto berhasil tumbuh hingga 100 persen.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbeda dengan momen menjelang lebaran, dimana permintaan terhadap mobil bekas cenderung naik. Usai lebaran, bisnis mobi bekas justru mengalami penurunan.
Head of Sales and Operational Power Auto Jimmy Setiawan, mengatakan penurunan terjadi akibat konsumen yang melihat mobil bukan kebutuhan utama setelah lebaran.
"Setelah lebaran ini memang kami mengalami penurunan. Saat kami bertanya ke konsumen mereka jawab sudah kehabisan uang setelah lebaran. Kemudian mereka tidak lagi memprioritaskan membeli mobil sebagai kebutuhan yang utama seperti saat lebaran," jelas Jimmy saat dihubungi Tribunnews, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Setelah Lebaran, Konsumen Mobil Bekas Mulai Jual Lagi Mobilnya
Penurunan penjualan mobil bekas mencapai hingga 70 persen. Sementara pada season lebaran, Power Auto berhasil tumbuh hingga 100 persen.
"Penurunannya jauh sekali jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Kalau bulan-bulan sekarang ini ada penurunan sekitar 70 persen. Ini tidak hanya terjadi di Jakarta tetapi juga di outlet kami yang ada di Bali. Kalau saat lebaran kemarin kenaikannya cukup besar hingga 100 persen di Jakarta maupun juga di Bali," terang Jimmy.
Baca juga: BMW Astra Used Car Resmikan Dealer Mobkas Mewah dengan Seleksi Mobil Premium di Jakarta Utara
Power Auto sendiri memiliki dua showroom, pertama terletak di Ocean Park BSD City Unit K16 - K18, Jl. Pahlawan Seribu, Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Outlet selanjutnya ada di Bali yang terletak di Jalan Tukad Badung No 100, Renon, Denpasar Selatan.
Berbanding terbalik dengan turunnya penjualan, harga beli mobkas dari konsumen malah kenaikan sebesar 5 persen.
"Setelah lebaran ini konsumen bukan jual dengan harga yang turun tetapi harganya naik. Kami beli harganya naik sekitar 5 persen dari konsumen, karena untuk memenuhi stok yang saat ini tidak ada," sebut Jimmy.