Kurs Rupiah Melemah, Daihatsu Belum Mau Naikkan Harga Jual Produknya
Hendrayadi Lastiyoso, menegaskan kenaikan bahan baku akibat inflasi global tidak akan serta merta membuat harga jual mobil ke konsumen naik
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah sempat melemah dan tembus angka Rp 15.000 pada 6 Juli 2022 akibat inflasi yang terjadi di berbagai negara.
Melemahnya kurs rupiah tentu berdampak pada kenaikan berbagai harga bahan baku untuk industri, hingga ujungnya kenaikan harga barang yang dijual ke masyarakat.
Marketing Director dan Corporate Planning and Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani, mengatakan pemerintah Indonesia tentu berupaya untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan harga barang-barang kebutuhan.
Baca juga: Daihatsu Targetkan Jual 3.500 Unit Sigra Setiap Bulan
"Ada tiga yang menjadi pertimbangan pemerintah. Satu, mungkin pemerintah akan tetap mempertahankan daya beli yang sudah baik di kuartal satu dan kedua ini dengan melakukan penggunaan instrumen APBN. Kedua, pemerintah percaya ada potensi pembelian atau daya beli yang tertunda dari periode Covid yang kemarin. Ketiga, itu adalah masalah trading, ada beberapa foreign direct investment dan ekspor yang bisa me-maintenance ekonomi kita di kuartal 3 dan 4, jadi itu dampaknya dari masalah tekanan global," tutur Sri Agung, Kamis (7/7/2022).
Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar dijelaskan Agung pasti akan ada langkah-langkah yang dilakukan pelaku industri untuk menjaga harga jual produk mereka ke konsumen.
"Saat semua industri terkena pasti antisipasi kenaikan harga akan terjadi. Bertahap ataupun tidak bertahap setiap agen pemegang merek itu berbeda-beda," jelas Agung.
Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International - Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso, menegaskan kenaikan bahan baku akibat inflasi global tidak akan serta merta membuat harga jual mobil ke konsumen naik.
"Apakah produk akan mengalami kenaikan harga seharusnya sih memang naik. Karena setiap biaya produksi itu pasti selalu mengalami kenaikan. Tetapi apakah harga kepada customer itu selalu naik itu tidak serta merta. Baik itu kenaikan kurs maupun kenaikan biaya produksi selalu kita jawabnya tidak serta-merta harus selalu push on ke customer karena kita selalu melihat daya beli dan juga kompetisi dari kompetitor kita," terang Hendrayadi.
Baca juga: Hadirkan Warna Baru, Daihatsu Beri Penyegaran ke Sigra
Menyoal antisipasi isu kelangkaan chip semikonduktor yang diprediksi akan semakin parah akibat inflasi global, Daihatsu tengah memantau perkembangannya.
"Bukan hanya Daihatsu tetapi seluruh industri juga terkena dampak dari kelangkaan chips semikonduktor ini. Antisipasinya kami melakukan pengaturan dengan beberapa multi sourcing so far kita supply-nya aman. Bila nanti ada dampak yang signifikan ke industri akan kami sampaikan," ungkap Agung.