Hyundai Yakin Penjualan Mobil Listrik Bakal Melonjak Setelah Harga BBM Mengalami Kenaikan
Pasar mobil listrik di Indonesia akan semakin menanjak, terlebih dengan adanya kenaikan harga BBM.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur, mengatakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM subsidi akan berdampak positif bagi penjualan mobil listrik.
"Kita tunggu saja naiknya berapa. Tapi kita optimis akan oke. Pasti ada kaget dan penyesuaian dari customer untuk mau beli apa tidak. Mereka ga ada pilihan karena Pertalite paling murah saat ini. Kalau pun mahal, opportunity ke mobil listrik semakin tinggi," tutur Makmur dalam Stargazer Driving Day Surabaya - Malang - Solo, yang ditulis Jumat (2/9/2022).
Makmur menilai, pasar mobil listrik akan semakin menanjak, terlebih dengan adanya kenaikan harga BBM.
Baca juga: Kata Jokowi soal Kepastian Kenaikan Harga BBM, Hari Ini Terima Hitungan Kalkulasi
"Potensi EV besar apalagi BBM naik. Tanpa BBM naik pun, penerimaan EV sangat baik, sehingga saat kita launching ini sudah inden lebih dari 3.000 unit," jelasnya.
Hyundai sendiri tengah melakukan studi mengenai potensi untuk mengenalkan kendaraan listrik murni kedua mereka. Mengenai waktu, perusahaan belum bisa mengungkap ke publik.
"Mengenai kapan waktunya, tunggu tanggal mainnya," ujar Makmur.
Diketahui, pemerintah menyiapkan bantalan sosial tambahan Rp24,17 triliun untuk mencegah dampak penyesuaian harga BBM subsidi terhadap masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah.
Tiga jenis bantalan sosial yang akan segera pemerintah salurkan: Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan pemerintah daerah diminta menyiapkan sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU), yaitu DAU (Dana Alokasi Umum) dan DBH (Dana Bagi Hasil), untuk pemberian subsidi di sektor transportasi.
Sementara, anggaran negara untuk subsidi BBM selalu melonjak. Data Kementerian Keuangan menyebut kenaikan subsidi dan kompensasi untuk bahan bakar minyak (BBM) menjadi Rp 502,4 triliun.
Saat ini pun santer beredar isu, harga BBM jenis Pertalite akan naik menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter, dan Solar menjadi Rp 7.200 per liter dari sebelumnya Rp 5.150 per liter.