Bidik Pasar ASEAN, Pabrik Baterai BYD Bangun Fasilitas Manufaktur Kendaraan Listrik di Thailand
Dengan menggandeng WHA Group pengembang manufaktur asal Thailand, BYD akan membangun fasilitas manufaktur baterai listrik terbesar di kawasan ASEAN
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Pabrik otomotif asal China, Build Your Dream atau BYD mengumumkan rencana baru untuk membangun fasilitas manufaktur kendaraan listrik (EV) di Thailand.
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan, mendorong naiknya permintaan kendaraan listrik-electric vehicle (EV).
Hingga membuat sejumlah perusahaan otomotif berlomba meluncurkan kendaraan listrik dan hibrida. Kesempatan inilah yang kemudian dimanfaatkan BYD untuk memacu produksi baterai listriknya.
Baca juga: Salip Posisi LG, BYD China Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik Global
Dengan menggandeng WHA Group pengembang industri dan manufaktur asal Thailand, kedua perusahaan ini nantinya akan membangun fasilitas manufaktur baterai listrik terbesar di kawasan ASEAN, langkah ini diambil BYD guna mempercepat adopsi kendaraan EV di kawasan Asia Tenggara.
Baik BYD maupun WHA hingga kini belum menjelaskan secara detail terkait jenis baterai apa saja yang akan di produksi dalam pabrik manufaktur anyar ini, namun melansir dari Channel News Asia informasi detail mengenai rencana pembangunan fasilitas EV akan diungkap kedua perusahaan saat acara konferensi pers bersama di kawasan industri di Rayong pada Kamis (8/9/2022) mendatang.
Sebelum rencana ekspansi ini beredar di publik, pada bulan Agustus lalu Dewan Investasi Thailand diketahui telah menyetujui suntikan dana investasi dari BYD sebesar 491 juta dolar AS atau sekitar 17,9 miliar baht. Diperkirakan penjualan baterai EV BYD yang ada di fasilitas pabrik Thailand akan dimulai pada akhir tahun ini.
Baca juga: Jadi Pesaing Tesla, BYD Siap Kuasai Pasar Mobil Listrik Global
Melalui cara tersebut BYD yakin produk baterai EV buatan pabriknya dapat menguasai pangsa pasar Asia, sehingga perusahaan dapat kembali membukukan keuntungan untuk menutup kerugian pabrik BYD di China akibat pembatasan wilayah yang dilakukan pemerintah Xi Jinping selama beberapa tahun terakhir.