Kemenperin: Produsen Mobil dari Eropa Akan Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Selain ingin membangun pabrik mobil listrik, raksasa otomotif dari Eropa ini juga ingin membuat industri kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pemerintah menekan ekspor bahan baku baterai kendaraan listrik seperti nikel, mangan hingga kobalt akhirnya menarik merek-merek pembuat kendaraan untuk berinvestasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier, mengatakan dirinya baru saja menerima utusan pabrikan otomotif dari Eropa.
"Tadi saya didatengin produsen mobil dari Eropa yang berniat untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia," tutur Taufiek saat ditemui Wartawan di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2023).
Baca juga: Daftar Perusahaan Otomotif yang Serius Membangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Selain ingin membangun pabrik mobil listrik, raksasa otomotif dari Eropa ini juga ingin membuat industri kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.
"Selama ini dia baterainya punya link, dia juga mau mencari (partner) untuk bangun katoda. Ya mereka ingin bangun di Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, pabrikan mobil asal Eropa ini juga ingin menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor baru.
"Tim dari Eropa langsung datang ke Indonesia dan saya terangkan bahwa aturan di Indonesia sangat atraktif, banyak benefit fiskal bagi para investor, sepertinya setuju dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor," imbuh Taufiek.
Kemenperin juga menjelaskan bagaimana cara pemerintah mendukung para investor untuk membangun bisnisnya di Indonesia dan benefit apa saja jika menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor.
"Dia juga menanyakan bagaimana ekspor di ASEAN dan kami terangkan semuanya. Kita terangkan semua aturannya dan bagaimana caranya bangun bisnis di sini dan direkturnya sangat tertarik. Saya terangkan juga bagaimana aturan pemerintah untuk mulai dari hulu, hingga ekspor ke Australia yang nol persen. Kalau dia menjadikan Indonesia sebagai hub, paling tidak pasar ASEAN kita pegang dan juga Australia," terang Dirjen ILMATE.