Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Masih Kecil, Adira Finance Pelajari Market
Adira Finance, salah satu pemain besar di industri leasing kendaraan di Indonesia, baru menyalurkan Rp 30 miliar pembiayaan pembelian kendaraan listri
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski Pemerintah terus memacu terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, kontribusi pembiayaan kendaraan di segmen ini belum signifikan terhadap total pembiayaan pembelian kendaraan oleh industri leasing.
Adira Finance, salah satu pemain besar di industri leasing kendaraan di Indonesia, baru menyalurkan Rp 30 miliar pembiayaan pembelian kendaraan listrik di tahun 2022/
"Kita sudah biayai kendaraan listrik Rp 30 miliar di tahun 2022 lalu. Rinciannya, pembiayaan pembelian mobil 82 unit dan motor 333 unit. Pembiayaan motor listrik masih kecil," ujar Presiden Direktur Adira I Made Dewa Susila di acara paparan kinerja Adira Finance tahun 2022 di Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Made mengatakan, pihaknya masih mempelajari karakter market kendaraan listrik di Indonesia.
"Kita masih tahap belajar untuk masuk ke pembiayaan kendaraan listrik ini karena masih banyak hal yang mesti dipelajari," ujarnya.
Berdasar hasil diskusi dengan kalangan dealer, diketahui pasar kendaraan listrik di Indonesia masih early adopter. Mereka yang membeli kendaraan listrik umumnya orang-orang kaya
"Jadi pembelinya bukan first buyer, mereka pasti masih takut," ungkapnya.
Made menyebutkan, untuk mengembangkan ekosistemnya, pemasaran kendaraan listrik masih menghadapi sejumlah kendala.
Diantaranya, kendala harga jual kendaraan EV yang umumnya masih mahal. "Mobil listrik yang kecil [Wuling airev] itu saja harganya sudah Rp300 juta," dia mencontohkan.
Kendala lainnya adalah dukungan infrastruktur pengisian daya baterai kendaraan lisrrik. "Infrastrukturnya belum siap. Fasilitas pengisian daya belum menyebar. Karena itu, saya rasa pasar kendaraan listrik akan berkembang seiring dengan bertambahnya infrastruktur," ujar Made.
Kendala lainnya adalah mindset konsumen tentang secondary market atau pasar kendaraan bekas.
Dia mengatakan, sebelum memutuskan membeli kendaraan, konsumen Indonesia selalu menimbang-nimbang risiko, kalau kendaraan listrik ini dijual, apakah harga bekasnya atau resale valuenya masih bagus atau tidak.
Baca juga: Adira Manfaatkan IIMS 2023 untuk Genjot Pembiayaan Mobil Baru dan Sepeda Motor
"Karena EV masih baru, masih belum tahu harga bekasnya seperti apa, jadi sekarang masih early adopter. Untuk Itulah Adira masuk ke segmen pembiayaan ini masih dalam tahap belajar," ungkap Made.