Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Insentif Cair, Pengguna Kendaraan Listrik Bakal Meningkat Pesat, Ini Sederet Dampak Positifnya

Pemerintah resmi menetapkan besaran insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) khusus sepeda motor listrik

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Insentif Cair, Pengguna Kendaraan Listrik Bakal Meningkat Pesat, Ini Sederet Dampak Positifnya
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana persiapan jelang pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Jakarta, Rabu (15/2/2023). Pemerintah resmi menetapkan besaran insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) khusus sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi menetapkan besaran insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) khusus sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta.

Ke depan, insentif KLBB diperkirakan terus diperluas dan ditambah jumlahnya.

Hal ini tentunya akan memperbanyak pengguna kendaraan listrik di Tanah Air.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia akan menghasilkan sederet dampak positif. Terlebih dengan adanya insentif yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Baca juga: Masuk Daftar Penerima Insentif Mobil Listrik, Hyundai: Kami Tunggu Aturannya

Pertama, ekosistem kendaraan listrik akan menyelamatkan Rp27,5 triliun hingga Rp55 triliun devisa untuk impor BBM yang selama ini digunakan untuk memenuhi energi kendaraan konvensional.

"Beban pasokan BBM harus kita atasi dengan mengurangi impor minyak baik dalam bentuk produk BBM maupun minyak mentah," ucap Ahmad dalam sebuah diskusi bertajuk 'Welcome Subsidi Motor Listrik' di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Berita Rekomendasi

"Adopsi motor listrik, misalnya dengan jumlah 1,2 juta unit serta merta akan menyelamatkan Rp27,5 teiliun hingga Rp55 triliun devisa negara yang selama ini digunakan untuk impor minyak," sambungnya.

Ia menambahkan, jika subsidi sepeda motor listrik dapat tembus sebesar Rp7,8 triliun, maka mampu menyelamatkan devisa negara senilai 3,5 sampai 7 kali lipat dari total besaran subsidi tersebut.

Dampak kedua, dengan banyaknya penggunaan kendaraan listrik akan menjadi solusi beban biaya berobat senilai Rp51,2 triliun per tahun akibat pencemaran udara.

Menurut Ahmad, pencemaran udara di kota-kota yang padat kendaraan sudah sangat menyesakkan dan berdampak pada terjangkitnya sakit/penyakit terkait pernafasan.

Sebagai contoh di DKI Jakarta misalnya, warganya harus membayar Rp51,2 triliun per tahun (2016) guna berobat atas sakit/penyakit ISPA, pneumonia, bronchopneumonia, PPOK, asma, jantung coroner, kanker nasofaring, hipertensi, dan lain-lain.

Baca juga: Empat Produsen Bus Listrik Ini Bakal Dapat Insentif dari Pemerintah, Salah Satunya Milik Moeldoko

Dampak ketiga, dapat memitigasi 1,23 juta ton CO2 per tahun.

"Kita tahu angka nasional beban emisi CO2 sepeda motor adalah yang tertinggi di antara moda transportasi jalan raya lainnya yaitu menyumbang 104,2 juta ton per tahun (42 persen), sementara di Jabodetabek menyumbang 2,6 juta ton (18 persen) atau tertinggi ke-3 setelah truk dan bus," papar Ahmad.

Dampak keempat menurut Ahmad, dapat menyelamatkan Excess Power 36,32 TWh.

Selama ini, ada tenaga listrik yang tak dapat digunakan (excess power) sebesar 36,32 TWh/tahun, yaitu kelebihan tenaga listrik terutama di malam hari di mana total pemakaian tenaga listrik jauh dari beban puncak yang diproduksi oleh PLN.

"Apabila excess power ini dimanfaatkan untuk menge-charge kendaraan listrik, maka dapat memenuhi kebutuhan energy selama setahun penuh atas operasional 25,4 juta unit sepeda motor, 295,7 ribu unit bus dan 3,7 juta unit mobil," pungkas Ahmad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas