Raksasa Ritel Walmart Bersiap Bangun Jaringan Pengisian Daya Kendaraan Listrik
Selain memperluas pengisian daya kendaraan listrik, Walmart berencana membuat logistiknya bebas emisi pada 2040.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Walmart berencana membangun jaringan pengisian daya kendaraan listrik (EV) di ribuan tokonya, termasuk di gerai Sam's Club.
Perusahaan mengatakan mereka berencana membangun jaringan tersebut pada 2030. Melalui rencana ini, Walmart bertujuan membantu membuat kepemilikan kendaraan listrik menjadi "lebih mudah diakses, dapat diandalkan, nyaman, dan terjangkau".
"Saat ini, Walmart memiliki hampir 1.300 pengisi daya pihak ketiga di 280 toko yang bekerja sama dengan pemasok pihak ketiga," tulis direktur komunikasi globa Walmart, Aman Singh, dalam email yang dikirim ke The Verge.
Baca juga: Periklindo Electric Vehicle Show Wadah Pertemuan Pelaku Usaha Kendaraan Listrik Dengan Pemerintah
Ekspansi yang baru diumumkan ini membuat perusahaan membangun jaringan pengisian daya cepat EV nasionalnya sendiri. Walmart percaya mereka "diposisikan secara unik" untuk membangun solusi pengisian daya yang nyaman bagi pemilik mobil listrik.
Perusahaan ini mengatakan, toko-toko dan gudang grosirnya terletak "dalam jarak 10 mil dari sekitar 90 persen penduduk Amerika".
Walmart berencana menawarkan kepada para pembeli "Pengisian Daya Hemat Setiap Hari" di banyak toko, Supercenter, Pasar Lingkungan, dan Sam's Club.
Perusahaan ini mengatakan bahwa lokasi pengisian dayanya akan "bersih, terang, dan aman" bagi pemilik mobil listrik.
Selain memperluas pengisian daya kendaraan listrik, Walmart berencana membuat logistiknya bebas emisi pada 2040 dan telah memasukkan kendaraan listrik ke dalam layanan pengiriman Walmart Plus.
Walmart telah bekerja sama dengan perusahaan seperti BrightDrop dan Canoo milik General Motors untuk membangun armada pengiriman jarak jauh.
Berita mengenai jaringan pengisian daya EV Walmart muncul ketika semakin banyak perusahaan mengumumkan solusi pengisian daya "nasional" di AS, termasuk perusahaan seperti 7-Eleven, BP, dan DC-America.
Perusahaan lain seperti Ikea dan Starbucks juga ingin menjadi pusat pengisian daya, tetapi mengandalkan perusahaan khusus, termasuk Electrify America dan ChargePoint, untuk mengurus logistik mereka.
Realitas infrastruktur pengisian daya saat ini mencakup masalah keandalan dan fragmentasi yang berat, di mana pemilik kendaraan listrik sering kali harus mendaftar ke beberapa perusahaan jaringan pengisian daya.
Untuk mengatasi tantangan ini, Undang-Undang Pengurangan Inflasi pemerintahan Joe Biden memberikan insentif bagi kelompok yang membangun stasiun pengisian daya untuk umum agar lebih mudah diakses, berlimpah, dan dapat diandalkan.