Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua pabrik perakitan mobil Toyota di Jepang terpaksa menangguhkan semua produksi kendaraan setelah gudang Chuo Spring tempat pemasok suku cadang pegas mesin dan katup kendaraan Toyota, dilanda kebakaran hebat.

Dalam keterangan resminya, juru bicara Toyota mengatakan kobaran api mulai melahap gudang Chuo Spring yang berlokasi di Fujioka sekitar pukul 12.15 siang waktu setempat, pada Senin (16/10/2023).

“Sebuah ledakan telah memicu kobaran api di gedung di Chuo Spring, Fujioka yang membuat stok pegas mesin dan katup yang digunakan pada kendaraan Toyota terbakar,” jelas juru bicara Toyota dikutip dari Channel News Asia.

Belum diketahui penyebab dari kebakaran ini, akan tetapi pasca api berhasil dipadampkan pihak keamanan setempat menegaskan bahwa tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Meski begitu akibat kebakaran yang terjadi di gudang Chuo Spring, dua pabrik perakitan kendaraan mobil yakni Toyota Auto Body dan Toyota Industri terancam mandek beroperasi.

Ribuan kendaraan minivan seperti Alphard serta beberapa model Land Cruiser untuk pasar luar negeri mengalami penundaan produksi di bulan ini.

Sebelumnya pada pada pertengahan Agustus kemarin, Toyota sempat menangguhkan operasi ke-14 pabrik perakitan kendaraan yang ada Jepang akibat kegagalan sistem komputer.

Baca juga: Pabrik Toyota di Fukuoka Dilanda Cuaca Ekstrem, Kerja Shift Malam Ditiadakan

Kendati serangkaian masalah terus menghantam pabrik Toyota namun selama beberapa bulan terakhir Toyota Motor Corp sukses mencetak lonjakan laba sebesar 78 persen menjadi 9 miliar dolar AS.

Laba tersebut berhasil di raup Toyota berkat penjualan 2,3 juta kendaraan hybrid selama bulan April hingga Juni 2023.

Penjualan kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) juga turut mencatatkan lonjakan sebanyak 29.000 unit.

Baca juga: Karyawan Terinfeksi Corona, Beberapa Pabrik Toyota Jepang Tutup, 47.000 Unit Kekurangan Produksi

Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan penjualan Toyota di akhir tahun 2022 lalu, dimana saat itu produksi Toyota sempat mengalami penurunan laba karena masalah kekurangan chip semikonduktor secara global, dan krisis pasokan suku cadang di industri otomotif.