Politisi PAN Nilai Masyarakat Masih Pandang Rendah Pileg
Dradjad kemudian membandingkan proses demokrasi di Indonesia dengan di Australia.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat dinilai masih memandang rendah momentum pemilu legislatiif (pileg) ketimbang pemilu Presiden (pilpres). Hal tersebut terlihat dari angka golput setiap pileg.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Wibowo, mengatakan semakin besar golput pada pileg maka akan semakin bias untuk memprediksi siapa pasangan capres yang diusung parpol. Karena itu menurutnya sekarang ini tergantung pada para caleg bagaimana mensosialisasikan pileg agar konstituennya mau berangkat ke TPS pada 9 April nanti.
"Teman-teman pemilih masih pandang rendah pileg. Bosan keributan di Senayan. Lebih memilih saat pillpres. Keacuhan pada pileg menentukan, tidak hanya pilpres sekarang tapi juga 2019," kata Dradjad di Galeri Caffe Cikini, Minggu (9/3/2014). "Saya rasa dari apapun partainya, kita berkepentingan golput ditekan serendah mungkin," tambahnya.
Dradjad kemudian membandingkan proses demokrasi di Indonesia dengan di Australia. Menurutnya pemilih di Australia bisa dipidana jika tidak berpartisipasi saat pemilu.
"Di Australia, memilih itu wajib. Bisa dipidana kalau tidak ada alasan kuat. Kita belum banyak demokrasi program, hanya demokrasi kapital," tandasnya.