Jokowi Bisa Seperti SBY Karena Tersandera Kasus Bus Berkarat
Jokowi bisa bernasib sama seperti SBY jika terus mengandalkan insting di pentas nasional seandainya maju menjadi calon Presiden
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pengadaan bus berkarat Pemprov DKI belum lama ini menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi hanya mengandalkan insting saat memimpin.
Jokowi bisa bernasib sama seperti SBY jika terus mengandalkan insting di pentas nasional seandainya maju menjadi calon Presiden (capres).
Penilaian tersebut dikatakan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, di mana menurutnya kelemahan orang Indonesia termasuk Jokowi adalah kurang rasional memilih siapa yang menjadi rekan kerjanya di pemerintahan.
Arbi menuturkan hal tersebut terkait dugaan keterlibatan mantan tim sukses Jokowi di Solo, Michael Bimo Putranto, yang namanya disebut-sebut dalam dugaan permainan bus baru TransJakarta. Jokowi pun mengaku kenal namun tidak mengetahui keterlibatannya dalam pengadaan itu.
"Orang yang tidak terpilih secara rasional akan berbahaya bagi Jokowi. Kalau salah seleksi, (Jokowi) bisa seperti SBY atau Soeharto. Dikungkung oleh orang yang tidak jujur," ujar Arbi di kantor PBNU, Senin (10/3/2014).
Menurutnya Jokowi harus bisa membedakan etika berhubungan saat orang-orang didekatnya masih bekerja sebagai tim sukses dan setelah menjadi pejabat. Ia menegaskan pembisik Jokowi seperti mantan tim sukses, justru bisa menjadi bumerang bagi mantan Walikota Solo tersebut.
"Jokowi kan filosofi berhubungan dengan orang seadanya, sejauh ini hanya insting. Ini tidak bisa dilakukan sebagai pemimpin formal, tidak ada protokoler," paparnya.
"Yang namanya pembisik ini bisa meringankan tapi juga berbahaya. Bagaimana dia memilih orang di sekitar ring satu, itu menentukan," imbuhnya.