Caleg Stres Gara-gara Buruknya Manajemen Parpol
Mimah menilai, caleg parpol tertentu stres karena buruknya manajemen partai.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta Mimah Susanti menyalahkan partai politik (parpol) terkait adanya calon anggota legislatif (caleg) yang mengalami depresi atau stres akibat gagal meraih suara untuk menjadi anggota dewan dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu.
Lima hari setelah Pileg, di sejumlah daerah termasuk Jabodetabek, berkecambah caleg-caleg stres karena perolehan suaranya di Pileg minim. Sebagian besar, mereka stres karena merasa sudah mengorbankan banyak uang pribadi, tapi gagal nyaleg. Bahkan ada caleg yang sampai menjual barang-barang milik pribadinya, seperti mobil dan rumah.
Mimah menilai, caleg parpol tertentu stres karena buruknya manajemen partai. Terutama terkait pengawasan partai terhadap asal-usul uang caleg. Namun, kata Mimah, hal itu memang menjadi wewenang parpol.
Bahkan, Panwaslu pun tak bisa mengecek soal sumbangan caleg ke partai. "Soalnya memang tak ada aturan dari mana asal dana yang disumbangkan caleg ke partai," kata Mimah. Pasalnya, seorang caleg memang punya kewajiban menanggung dana kampanye.
Dalam aturan, kata Mimah, seorang caleg bisa menanggung dana kampanye maksimal sampai Rp250 juta. Tapi, tetap tak bisa diatur dari mana asal dana Rp250 juta itu. Makanya, kata Mimah, seorang caleg harus bisa memperkirakan apakah dirinya akan terpilih atau tidak. "Jika sudah bisa memperkirakan tak terpilih, jangan jor-joran soal dana kampanye," ucap Mimah.(Warta Kota Cetak)