Wiranto Tidak Takut Diancam
Wiranto mengakui banyak mendapat reaksi atas pernyatannya mengenai pemberhentian Prabowo.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Wiranto, tidak takut terhadap berbagai ancaman yang ditujukan kepada dirinya terkait pernyataan dia atas beredarnya dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang memecat Prabowo Subianto dari militer.
"Saudara-saudara sekalian saya sebagai mantan militer yang tentu masih punya semangat militer, saya tentu tidak akan mundur untuk terus menyampaikan kebenaran, walaupun diancam sekalipun oleh siapa pun. Ini sikap saya," tegas Wiranto saat berbicara kepada pers di Media Centre Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Dalam keterangannya, Wiranto mengakui banyak mendapat reaksi atas pernyatannya mengenai pemberhentian Prabowo. Padahal, kata dia, semua keterangan yang diberikannya sudah proporsional.
Ketua Umum Partai Hanura itu pun mempersilahkan kepada pihak-pihak yang tidak sependapat dengan dia, termasuk Prabowo, menyatakan langsung kepada dia jika tidak setuju.
"Tidak kemudian secara beramai-ramai, ada suatu reaksi yang cukup keras, bahkan saya anggap berlebihan, dengan kata-kata yang tidak pantas dan tidak patut bahkan disertai ancaman-ancaman kepada saya," kata Wiranto.
Sebelumnya, aksi yang cukup keras yang tercatat di media atas pernyataan Wiranto adalah purnawirawan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Para purnawirawan mengaku perwakilan dari Indonesia dan menegaskan tidak senang atas sikap Wiranto.
Kolonel (Purn) Ruby yang saat itu memberikan keterangan meminta Wiranto melepas wing Kopassus, mengancam akan mencari keberadannya jika masih terus berbicara mengenai pemberhentian Prabowo.
Sebelumnya, dalam pernyatannya beberapa waktu lalu, Wiranto menyebutkan penculikan aktivis medio 1997-1998 yang dilakukan Tim Mawar dari korps Komando Pasukan Khusus atas inisiatif Prabowo yang saat itu menjabat Komandan Jenderal.
Atas keputusan Dewan Kehormatan Perwira, Prabowo diberhentikan dari dinas militernya atas kasus tersebut. Prabowo diberhentikan saat menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dengan pangkat letnan jenderal.