Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato di Sunda Kelapa dan Kapal Pinisi Merupakan Ide Jokowi

"Tiga hari lalu pagi jam 9 Pak Jokowi minta, malam langsung saya cek ke Sunda Kelapa," tutur Bimo.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Pidato di Sunda Kelapa dan Kapal Pinisi Merupakan Ide Jokowi
Tribunnews/Herudin
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla melambaikan tangan sambil memberikan salam tiga jari tanda persatuan usai menyampaikan pidato di atas kapal pinisi Hati Buana Setia , di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (22/7/2014). Jokowi-JK menyampaikan pidato kemenangan usai ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pilpres 2014. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo - Jusuf Kalla menyampaikan pidato kemenangan dari atas kapal pinisi di Pelabuhan Rakyat, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (22/7/2014) malam.

Menyapa seluruh rakyat Indonesia melalui Pidato Kemenangan di Pelabuhan Rakyat, di Pelabuhan Sunda Kelapa bukan Tanpa maksud dan tujuan.

Di tambah lagi, "suara" perdana presiden terpilih itu dilakukan dari atas kapal pinisi yang merupakan kapal layar tradisional Indonesia dari suku Bugis dan suku Makassar di Sulawesi Selatan.

Adalah murni ide Jokowi memilih pelabuhan rakyat dan di atas kapal kayu pinisi, yang mengingatkan pada sejarah nusantara saat nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia.

Karena, awalnya tim pemenangan Jokowi-JK, Aria Bima menawarkan tiga alternatif yang bisa dipilih untuk tempat digelarnya pidato kemenangan: Monumen Nasional (Monas), Gedung Arsip Nasional, atau Tugu Proklamasi.

"Tiga hari yang lalu kita tawarkan itu. Pak Jokowi pilih, 'saya pengen di Sunda Kelapa. Kaitannya dengan konsepnya tentang kelautan, maritim, bahari. Tolong Mas Bimo--sapaan Aria Bima--jajaki'," kisah Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini saat berbincang-bincang dengan Tribunnews.com, di Jakarta, Rabu (23/7/2014) dini hari.

Pesan itu pun langsung dilaksanakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini bersama lima tim media center ke Pelabuhan Sunda Kelapa. "Tiga hari lalu pagi jam 9 Pak Jokowi minta, malam langsung saya cek ke Sunda Kelapa," tutur Bimo.

Berita Rekomendasi

"Saya pilih yang di restoran Marina Batavia. Ternyata view yang paling bagus itu adalah yang di Pelabuhan Rakyat. Saya cek. Saya foto-foto semuanya. Saya kirim ke Pak Jokowi dan dia tertarik," ucapnya kemudian.

Setelah mendapatkan persetujuan, Bimo langsung berkoordinasi terhadap semua pihak terkait di Pelabuhan Sunda Kelapa. Izin pun akhirnya diperoleh dari pihak otoritas pelabuhan dan keamanan dari kepolisian di Pelabuhan Sunda Kelapa.

"Kita koordinasikan dan dimungkinkan untuk ditata. Karena di tempat acara tadi, penuhi dengan kapal-kapal yang parkir. Baru kemudian, saya dengan koordinasi di lapangan bersinar tempat," jelasnya.

Lebih lanjut Bimo kisahkan, Senin (21/7/2014) sekitar pukul 23.00 WIB, Jokowi menginformasikan kepadanya untuk méngecek lokasi acara Pidato Kemenangan.

Saat melakukan cek tempat, lanjut calon legislatif terpilih DPR RI ini, dirinya menyampaikan kepada Jokowi mengenai konsep panggung yang akan dipasang di pinggir pelabuhan. Namun, saat itu Jokowi memilih dirinya akan berpidato di atas kapal di tengah laut.

"Jadi Pak Jokowi minta tidak nempel di Pelabuhan. Dan saya minta, saya pidato dengan Pak JK sendiri di atas Kapal. Pesannya, 'tolong diatur sebaik mungkin. Karena ini nanti akan diliput wartawan dalam dan luar negeri'. Kemudian mengenai desain lighting dan segala macamnya, itu semua atas pesan Pak Jokowi," Bimo mengulangi pesan Jokowi.

Tambah Jokowi saat itu, imbuhnya, dirinya dan JK hanya akan berbicara kepada rakyat melalui media. Alhasil, saat acara pidato kemenangan, hanya media dalam dan luar negeri yang ada di sekitar lokasi.

Pesan ini, jelas dia, tak lepas dari komitmen Jokowi-JK kepada para pendukung dan relawannya untuk tetap berada di posnya masing-masing untuk mendengarkan pidatonya.

"Jadi dia pidato di hadapan rakyat lewat mediasi media. Karena sekali lagi Pak Jokowi tidak Ingin 22 Juli, ada akumulasi atau mobilisasi massa atau pengerahan massa untuk acara keputusan KPU, untuk penetapan presiden dan wakil presiden terpilih," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas