Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agar Bisa Terserap Pasar Kerja, Menaker : Perluas Sinergi Pesantren dan Industri

M Hanif Dhakiri himbau lembaga pendidikan, termasuk pesantren, perluas kerjasama dengan industri supaya lulusannya bisa diserap pasar kerja.

Editor: Content Writer
dok.Kemenaker
Menaker M Hanif Dhakiri saat memberi sambutan pada acara Wisuda Akbar siswa siswi Pesantren Al-Khairiyah Citangkil Cilegon, Banten, Selasa, (23/05/2017).
dok.Kemenaker
Menaker M Hanif Dhakiri saat memberi sambutan pada acara Wisuda Akbar siswa siswi Pesantren Al-Khairiyah Citangkil Cilegon, Banten, Selasa, (23/05/2017).
dok.Kemenaker
Menaker M Hanif Dhakiri saat memberi sambutan pada acara Wisuda Akbar siswa siswi Pesantren Al-Khairiyah Citangkil Cilegon, Banten, Selasa, (23/05/2017).
dok.Kemenaker
Menaker M Hanif Dhakiri saat memberi sambutan pada acara Wisuda Akbar siswa siswi Pesantren Al-Khairiyah Citangkil Cilegon, Banten, Selasa, (23/05/2017).
dok.Kemenaker
Menaker M Hanif Dhakiri saat memberi sambutan pada acara Wisuda Akbar siswa siswi Pesantren Al-Khairiyah Citangkil Cilegon, Banten, Selasa, (23/05/2017).

Saat ini, teknologi berkembang sangat cepat. Arus digitalisasi dan otomatisasi teknologi telah merubah karakter pekerjaan. Teknologi telah menghilangkan banyak pekerjaan konvensional. Namun kehadiran teknologi digital juga menghadirkan banyak peluang kerja baru.

Menanggapi hal ini, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menghimbau lembaga pendidikan, termasuk pesantren, untuk memperluas kerjasama dengan industri supaya lulusannya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

“Agar lulusan pesantren dan lembaga pendidikan bisa diserap pasar kerja,” kata Menteri Hanif saat memberi sambutan pada acara Wisuda Akbar siswa siswi Pesantren Al-Khairiyah Citangkil Cilegon, Banten, Selasa (23/05/2017).

Ditambahkannya, salah satu keunggulan alumni pesantren adalah memiliki modal karakter yang kuat, yakni bekerja keras, disiplin, mandiri, jujur dan sebagainya.

"Mencari orang pintar itu mudah, namun mencari orang yang berperilaku baik itu susah. Jika kalian pintar tetapi tidak memiliki perilaku yang baik, maka perusahaan enggan untuk menerima," kata Hanif.

Karakter yang kuat adalah modal memenangkan persaingan kerja. Tentu, hal itu harus diimbangi penguasaan kompetensi kerja.

Namun, menurut Menaker, penguasaan ketrampilan kerja, lebih mudah dilakukan dibanding dengan penanaman karakter. Misalnya, untuk menjadi mahir teknis otomotif, cukup mengikuti pelatihan setahun yang bisa diikuti di Balai Latihan Kerja (BLK).

Oleh karenanya, ia menghimbau kepada dunia industri bekerja sama dengan pesantren.

“Kepada industri, saya minta bersinergi dengan pesantren. Alumni pesantren sudah pasti memiliki modal karakter yang kuat,” tegasnya.

Sebaliknya, pesantren juga disarankan untuk aktif menjalin kerjasama dengan industri atau BUMN.

Nah, untuk memberikan modal kompetensi kepada santri dan angkatan kerja nasional lainnya, pemerintah sedang mengembangkan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Khusus pelatihan vokasi di pesantren, Kementerian Ketenagakerjaan memiliki program pelatihan vokasi untuk komunitas.

Kepada pelaku industri, Menteri Hanif juga meminta untuk ikut mengembangkan pelatihan vokasi di pesantren.

"Anggaran Negara ini terbatas, karena itu saya minta teman-teman di industri ikutlah terlibat dalam pembangunan BLK Komunitas ini. Percayalah, masing-masing pihak akan sama-sama diuntungkan", tegas Hanif .(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas