Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polda DIY: Radikalisme Ada di Daerah dengan Toleransi Rendah

Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto secara pribadi menyatakan setuju dengan wacana diadakannya kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah.

Editor: Samuel Febrianto
zoom-in Polda DIY: Radikalisme Ada di Daerah dengan Toleransi Rendah
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto secara pribadi menyatakan setuju dengan wacana diadakannya kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah.

Menurutnya Pancasila memiliki nila-nilai positif yang bisa dipelajari, khususnya dalam hal toleransi.

Ia pun secara pribadi mendukung jika PMP menjadi materi dalam pelajaran di sekolah.

"Kalau soal PMP, secara pribadi saya setuju. tetapi ini bukan mewakili kepolisian ya. Pancasila itu memiliki nila-nilai yang sangat bagus. Pancasila mengajarkan tentang Ketuhanan, hubungan dengan sesama, bagaimana toleransi, dan demokrasi," kata AKBP Yuliyanto, Kamis (29/11/2018).

"Ya secara pribadi kalau itu mau jadi mata pelajaran lagi di sekolah saya setuju saja. kayaknya sekarang sudah tidak diajarkan di sekolah," sambungnya.

Saat disinggung mengenai PMP bisa menangkal radikalisme, ia mengatakan radikalisme bisa tumbuh di daerah yang toleransi kepada sesama rendah.

Hal itu tentu berbeda dengan Yogyakarta yang memiliki toleransi tinggi.

BERITA TERKAIT

Menurutnya Yogyakarta adalah miniatur Indonesia, karena berbagai suku ada di Yogyakarta.

"Orang yang radikal itu kan orang yang tolenransinya rendah. Kalau di Yogyakarta ini kan toleransi tinggi, city of tolerance. Berbagai suku dan agama itu ada di Yogyakarta, acara-acara keagamaan juga di Yogyakarta. Sangat toleransi," katanya.

Ia melanjutkan, kemungkinan warga Yogyakarta terpapar radikalisme tetap ada.

Namun demikian kembalii ke pribadi masing-masing.

Ia pun tidak bisa menilai tinggi rendahnya radikalisme di Yogyakarta.

Menurutnya perlu pendalaman dan data yang kuat.

"Tetapi kalau bisa terpapar radikalisme itu tergantung dari pribadinya. Saya tidak bisa bilang itu rendah atau tinggi, harus berbasis data,"lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas