Inilah Para Pemenang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019
Para peserta final ini mewakili kategori Non-Eksakta serta dua mahasiswa lainnya yang mewakili kategori Eksakta di final nasional Writing Competition
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 16 mahasiswa dari sejumlah kota besar di Indonesia saling mengadu gagasan, kreativitas, dan inovasi mereka di final nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019 yang dihelat Djarum Foundation.
Sebelumnya Kompetisi ini digelar dalam dua tahap di mana pada tahap pertama para peserta Writing Competition terlebih dahulu menjalani kompetisi di tahap regional yang dibagi dalam empat wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Dari setiap wilayah tersebut, terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori Non-Eksakta serta dua mahasiswa lainnya yang mewakili kategori Eksakta.
Dari keenam belas mahasiswa yang beradu gagasan selama dua hari yakni 21-22 Mei 2019 di Yogyakarta, tiga orang pemenang dari setiap kategori berhasil keluar sebagai juara di ajang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018/2019.
Dari kategori eksakta; Juara pertama yakni Sheilla Windy Komara, mahasiswi Institut Teknologi Bandung dengan esai berjudul “Implementasi Farmakogenomik Melalui Pengembangan U-PGx GIMS (UBIQUITOS PHARMACOGENOMIC GENETIC INFORMATION MANAGEMENT SUITE) di Indonesia”.
Juara kedua berhasil diraih atricia Samantha Puteri, mahasiswi yang memilih program studi Science Technology Pharmacy dari Institut Teknologi Bandung dan juara ketiga berhasil diperoleh mahasiswi jurusan Farmasi dari Universitas Andalas bernama Astika.
Sheilla sedikit membagikan pengalamannya saat harus bekerja keras menyelesaikan esainya. Ia merasa bangga karena dalam proses pengerjaan ia sampai jatuh sakit, namun tidak menyerah.
“Meskipun kemarin itu saya sempat kesulitan karena sakit demam saat proses menyelesaikan esai. Saya tidak mau menyerah dan tetap berusaha menyelesaikan dengan baik. Selain Writing Competition yang mengajarkans saya untuk berani berinovasi menyelesaikan masalah bangsa, saya juga mendapat soft skills Character Building dimana saya dibina menjadi jiwa yang bertanggung jawab dan berani. Saya meyakini ini adalah kerja keras dan support dari teman-teman dan orang terdekat. Berkat kerja keras, semuanya terbayar,” terang Sheilla bersemangat.
Sementara itu, di kategori non eksakta, tiga mahasiswi juga berhasil menyabet gelar juara. Mereka adalah Teranisa Nabilah Balqis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Lain halnya dengan Sheilla yang penuh percaya diri saat tampil, Tera justru sempat minder di atas panggung. Menurut mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan itu, presentasinya tak berjalan sesuai dengan rencananya.
“Waktu saya duduk di ballroom tempat kami semua berkompetisi, saya cuma duduk di setengah kursi. Terus saya dengar nama saya dipanggil pertama kali untuk tampil. Pointer presentasinya sempat mati lalu saya blank, saya sempat bingung berapa detik dan cuma terdengar suara gemetar. Untung saat closing, saya bisa menyelesaikan dengan baik. Juga saat diskusi saya benar-benar menjawab pertanyaan yang adalah hal yang sudah saya pelajari di kampus yakni mata kuliah sampah itu sendiri,” kata Tera.
Langkah selanjutnya, Tera bersama dosen pembinanya berniat untuk mewujudkan inovasi aplikasi SAMPAHQU ini ke tingkat pemerintah daerah.
Dua mahasiswi yang menduduki juara kedua dan ketiga, masing-masing adalah Widya Wijaya Kusuma Putri dari Universitas Surabaya dan Lidya Ametha Karina dari Universitas Sumatera Utara.
Presentasi 20 Menit