Solusi Menutup Kesenjangan Teknologi dan Dunia Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Solusi tentang kesenjangan teknologi dan dunia pendidikan di Indonesia yang masih menjadi masalah umum di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
"Kemungkinannya tidak terbatas saat kita menggunakan teknologi untuk meningkatkan metode mengajar," kata Gibu dalam diskusi virtual yang digelar pada Rabu (28/10/2020).
Baca juga: Nadiem: PJJ Terpaksa Dilakukan untuk Melindungi Kelompok Rentan dari Covid-19
Gibu menjelaskan, nilai Zoho juga terdapat pada integrasi di semua solusinya.
Pengguna yang sebagian besar murid dan guru dapat segera menangkap perbedaan penting yang berpengaruh pada cara kerja sebuah aktivitas.
"Misalnya, intranet sosial terpadu seperti Zoho Connect dapat menghidupkan komunikasi."
"Mulai dari pendistribusian tugas, diskusi dan pengumuman secara privat atau di kanal sekolah, bahkan dapat secara langsung membuka pertemuan online dari forum diskusi."
"Fungsi ini tidak harus dioperasikan pada tingkat yang berbeda. Pembelajaran berkelanjutan dengan sesama teman atau pun individual harus lebih mudah dengan adanya teknologi," katanya.
Baca juga: Khawatirkan Dampak Negatif PJJ, Pemuda di Banjarnegara Bentuk Komunitas Pendidikan Saung Sahara
Menurutnya, selama murid dapat berperilaku baik saat belajar online.
Kehadiran platform digital dapat berkontribusi pada kesuksesan situasi belajar yang sehat dan kondusif.
Zoho sendiri merupakan perusahaan perangkat lunak global dari Chennai, India yang berdiri sejak 1996.
Kini, Zoho sudah mempunyai lebih dari 50 juta pengguna di seluruh dunia.
Pada akhirnya, Gibu mengakui sistem pendidikan tidak akan kembali seperti sebelumnya.
Baca juga: Nadiem Terima Keluhan Masyarakat Soal Borosnya Kuota Internet Selama PJJ
Baca juga: Kemendikbud: Guru Kesulitan Awasi Siswa Saat PJJ
Hal itu lantaran komponen pendidikan sudah memahami kenyaman dari teknologi.
Sebab, teknologi telah membantu pengguna menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang lebih intuitif dan ringkas.
"Sektor pendidikan sebelumnya tidak pernah benar-benar butuh untuk melakukan digitalisasi."
"Hingga sekarang saat masyarakat tidak diijinkan berkumpul dalam jumlah besar."
"Terlebih lagi sektor tradisional ini harus mengejar ketinggalannya dalam hal teknologi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)