Persiapkan Anak Sekolah Tatap Muka, Ini Rekomendasi Dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa anak juga dapat mengalami gejala Covid-19 yang berat dan mengalami suatu penyakit peradangan
Editor: Hendra Gunawan
Anak-anak sekolah di Singapura berangkat ke sekolah banyak yang berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum. Saat di transportasi umum itulah, anak-anak sekolah terkena. Kemungkinan karena mereka lengah saat makan dan minum, sehingga membuka masker, mengobrol di perjalanan.
“Hal-hal inilah kita minta kesiapan semua daerah ketika akan membuka sekolah tatap muka,” tegas dokter Aman.
Dari perhitungan Warta Kota, Tes PCR/Swab membutuhkan biaya yang tidak murah. Untuk satu tes swab diperlukan biaya Rp 900.000.
Sedangkan rapid tes walaupun lebih murah Rp 150.000 namun akurasinya kurang. Sehingga disarankan tes swab. Saat ini dari 90 juta anak-anak 60 juta diantaranya anak sekolah.
Bila 60 juta anak sekolah di tes swab dibutuhkan dana Rp 5,4 triliun. Belum lagi bila ada kasus positif di satu sekolah, maka sekolah itupun harus di tes swab lagi seluruhnya.
“Pastikan anak-anak sudah dites PCR dengan hasil negative bukan rapid ketika mulai sekolah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa melindungi anak-anak agar selamat di masa pnademi ini,” katanya.
Sikap IDAI sekolah tatap muka januari 2021
Dokter Aman mengatakan, mengenai keputusan Pemerintah membuka sekolah tatap muka pada Januari 2021, tepat atau tidak bukan ranah IDAI.
Namun, IDAI siap memberikan rekomendasi tergantung wilayahnya. Situasi di Indonesia yang luas ada ketidaksamaan situasi. Sehingga perlu dicermati tiap wilayah. Ada daerah yang sangat taat menjalankan protokol kesehatan, ada yang terisolir, ada wilayah yang punya fasilitas kesehatan ada yang tidak ada. Sangat beragam.
“Sekolah paling belakang untuk dibuka, sementara pasar, pusat perbelanjaan, restoran, kantor sudah dibuka lebih dulu, tapi kantor masih ada WFH (work from home). Walaupun sudah dibuka, sejak awal anak-anak tidak dianjurkan ke tempat umum apalagi ke pusat perbelanjaan,” kata dokter Aman. Hal ini untuk menghindari lamanya kontak di kerumunan.
Kesehatan mental akibat PJJ
Terkait yang pro untuk segera sekolah tatap muka, yang dikedepankan adalah orangtua dan anak lebih stress ketika melakukan PJJ.
Menurut Aman, seringkali pertimbangan untuk sekolah tatap muka karena anak-anak dianggap lebih stress PJJ. Padahal ada penelitian tingkat stress anak lebih besar bukan saat pandemi.
“Ada penelitan maaf belum dipublikasi, ternyata anak-anak yang stress saat pandemi lebih kecil dibandingkan bukan saat pandemi,” katanya.