Tentang Pantun: Pengertian, Ciri-ciri Pantun, dan Contohnya
Pantun merupakan bentuk puisi lama yang tiap baitnya terdiri dari empat baris serta memiliki sampiran dan isi.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik karena memegang nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.
Contoh:
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang
4. Pantun Teka-teki
Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni diakhiri dengan pertanyaan pada larik terakhir.
Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan dan mengakrabkan kebersamaan.
Contoh:
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?
5. Pantun Berkasih-kasihan
Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang.
Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk menyampaikan perasaan mereka kepada kekasih maupun orang yang disukainya.
Contoh:
Jelas sudah muram si duda
Karena kasihnya tiada lagi asa
Tiada detik bias wajah dinda
Hingga lapar tak lagi terasa
6. Pantun Anak
Tidak hanya untuk orang dewasa, pantun bisa juga disampaikan untuk anak-anak.
Tentu saja isinya lebih ringan dan menyangkut hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh si kecil.
Tujuan awal dari jenis pantun yang satu ini untuk mengakrabkan anak dengan pantun, sekaligus memberikan didikan moral bagi mereka.
Contoh:
Kita menari ke luar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagi kita nyanyikan
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Arum Sutrisni Putri)