Dasar Pelaksanaan serta Peranan Indonesia dalam Politik Luar Negeri
Berikut adalah dasar pelaksanaan serta peranan Indonesia dalam kancah internasional khususnya politik luar negeri.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
- Melindungi WNI di negara tempat bertugas dan meningkatkan hubungan internasional.
b. Peranan Indonesia dalam Percaturan Internasional
Indonesia telah melakukan upaya untuk mewujudkan politik yang bebas-aktif seperti mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain itu, Indonesia juga memprakarsai dalam lahirnya Gerakan Non-Blok (GNB).
- Konferensi Asia Afrika
Konferensi ini didasari adanya perseteruan antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur oleh Uni Soviet (Rusia sekarang).
Perseteruan tersebut mendorong negara-negara berkembang untuk membantu kedua blok tersebut dan lahirlah Konferensi Asia Afrika.
Konferensi dilaksanakan pada tanggan 18-24 April 1955 di Bandung dan dibuka oleh Presiden Soekarno.
Pada saat konferensi terpilihlah Ali Sastroamijoyo sebagai ketua dan Menteri Luar Negeri saat itu, Roeslan Abdul gani didapuk menjadi sekretaris.
Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah rumusan yang disebut "Dasasila Bandung".
Sedangkan manfaat dari adanya KAA yaitu:
1. Mengobarkan semangat negara-negara kawasan Asia-Afrika untuk lepas dari penjajahan.
2. Mengurangi ketegangan dunia.
3. Mengupayakan penghapusan politik Apartheid di Afrika Selatan
Peserta yang menghadiri KAA sebanyak 29 negara.
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Indonesia masuk menjadi anggota PBB pada 27 September 1950.
Peranan Indonesia yang paling mencolok adalah mengirim pasukan Garuda ke luar negeri dalam rangka memelihara perdamaian dunia.
Namun Indonesia pernah keluar dari keanggotaan PBB akibat konfrontasi dengan Malaysia dan kembali lagi pada 28 Desember 1966.
Selain itu Indonesia juga pernah ditunjuk untuk menjadi Ketua Majelis Umum PBB tahun 1974.
- Organisasi Negara-negara Non-Blok
Organisasi ini terbentuk oleh negara-negara yang tidak tergabung di dalam Blok Barat atau Timur.
Tokoh-tokoh yang memprakarsai yaitu:
1. Ir Soekarno (Indonesia)
2. Josep Broz Tito (Yugoslavia)
3. Gamal Abdul Naser (Mesir)
4. Pandit Jawaharlal Nehru (India)
5. Kwame Nkrumah (Ghana)
Konferensi pertama kali dilaksanakan di Beograd, Yugoslavia pada tahun 1961 dan dihadiri oleh 23 negara.
Hasil keputusannya dikenal dengan Deklarasi Beograd.
Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah di Jakarta pada September, 1992 dan dihadiri oleh 108 negara.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Materi Sekolah