Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial: Perbedaan Individu hingga Perubahan Nilai yang Cepat
Simak penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab konflik sosial, perbedaan individu hingga perubahan nilai.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Pravitri Retno W
Peristiwa tersebut dapat menggambarkan salah satu akibat dari adanya konflik.
Berikut ini merupakan akibat terjadinya konflik sosial:
1) Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya.
Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu).
Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan.
Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen.
Kalian mungkin pernah konflik dengan temanmu, yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik.
Namun, karena kemudian saling menyadari kesalahan, kalian berdua akhirnya saling memaafkan.
3) Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami
konflik.
Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.
4) Rusaknya Harta Benda, Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia.
Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.
5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang Terlibat
Cara Menangani Konflik
Terdapat 5 (lima) cara yang biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.
1) Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang
atau kelompok lain.
Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi konflik.
Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain.
Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.
2) Memaksakan Kehendak
Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling benar.
Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.
Karena itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan menerima penyelesaian yang diinginkan.
Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang
lain kurang begitu penting.
Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain.
Ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak.
Ia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak harus
menang.
3) Menyesuaikan Keinginan Orang Lain
Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain.
Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik.
Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.
Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
4) Tawar Menawar
Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5) Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan.
Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mencari cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak.
Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Terkait Materi Sekolah