Membumikan Dalail Khairat, KH Imam Jazuli Ijazahi 1500 Pengamal Tirakat di Hotel Berbintang
Diikuti oleh kurang lebih 1500 peserta, Kiai Imam Jazuli memberikan edukasi secara holistik tentang amalan Dalail Khairat
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Pemberian sebuah ijazah amalan tarekat dalam tradisi Sufi biasanya dilakukan tertutup dan bahkan terkesan rahasia. Namun, tidak demikian halnya yang dilakukan oleh KH. Imam Jazuli.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, ini memberikan ijazah pengamalan salawat Dalail Khairat secara terbuka dan digelar di sebuah tempat mewah salah satu hotel bintang lima di Balroom Hotel Aston Cirebon.
“Sesungguhnya saya belum pantas untuk duduk di depan atau menyampaikan ijazah Dalail Khairat disini, banyak kiai, alim ulama dan para tokoh bukan hanya dari segi umur tapi ada banyak yang lebih alim dan ibadahnya lebih taqorrub. Tapi saya hanya sebagian dari santri yang punya keinginan bagaimana membumikan tirakat Dalail Khairat yang merupakan bagian dari ciri khas pondok pesantren dan dakwah para sufi walisongo,” kata Kiai Imam Jazuli dalam sambutannya.
Diikuti oleh kurang lebih 1500 peserta, Kiai Imam Jazuli memberikan edukasi secara holistik tentang amalan Dalail Khairat agar para peserta yang datang dari berbagai daerah tidak salah niatan ketika mengamalkan tirakat Dalail Khairat.
Sebelum pemberian ijazah, pengetahuan tentang Dalail Khairat disampaikan dengan cara yang tidak biasa seperti layaknya pemberian ijazah yang biasa dilakukan secara tradisional. Kiai Imam Jazuli menyampaikannya dengan sentuhan-sentuhan modern dengan cara menulis biografi pengarang Dalail di Tribunnews.com dan fadhilah-fadhilah solawat disampaikan lewat rekaman video visual.
Hadist-hadist tentang keutamaan membaca shalawat Nabi ditayangkan lewat layar lebar dan dibacakan oleh Ustadz, Wawan Ridwan LC, Alumni Ibn Tofail University, Maroko, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Unggulan.
“Saya selalu berpikir ingin membumikan dalail biar tidak dibilang bid’ah harus ada kajiannya, harus dijelaskan dulu dalilnya. Faham betul bil ilmi, maka satu minggu saya mengkaji, saya tulis dan saya terbitkan di media nomor satu Indonesia Tribunnews.com biar banyak orang yang membaca,” kata Kiai Imam Jazuli.
“Itupun tidak cukup lalu saya minta videokan dan bisa ditonton oleh bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Ini untuk membentuk keyakinan bahwa tidak perlu amalan macam-macam cukup bersolawat kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi ini amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT, fadhilahnya banyak sekali dijelaskan dalam hadist,” tambah Kiai Lulusan Pesantren Lirboyo dan Al-Azhar Mesir ini.
Menurut Kiai Imam Jazuli, Ijazah Dalail Khairat yang diberikan kali ini berbeda dengan biasanya. Ijazah yang ini lahir bukan dari mitos tetapi yang mengamalkan Dalail Khairat mengerti berdasarkan atas ilmu.
“Saya ingin menyampaikan bagaimana kita mengamalkan sesuatu dengan ilmu. Ini ijazah yang tidak umum, saya ingin ijazahnya itu dengan ilmu, karena yang akan merasakan buahnya itu yang praktek. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, jadi tidak sukses jalur darat pakai jalur udara, maka niatnya harus lurus. Niatnya harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah yaitu perintah bersolawat, lalu membenarkan dan mencintai nabi, adapun fadhilah-fadhilah ini anggap saja given atau bonusnya saja,” katanya.
“Dari cinta kita mendapatkan syafaat, dan mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT karena kalau kita dekat kita akan dikasihi. Niat ini penting, banyak orang berbuat kebaikan tapi niatnya salah. Mudah-mudahan ini bisa lebih menguatkan tekad kita terutama yang mengamalkan Dalail dengan dibarengi puasa dahr selama dua atau tiga tahun. Awalnya memang berat tapi kalau sudah lulus sebulan puasa, maka akan ladas selamanya,” tambah Kiai Imam.
Kiai Imam Jazuli lalu menceritakan perjalanannya mendapatkan ijazah Dalail Khairat dengan cara macam-macam. Ada yang memberi ijazah dengan puasa dan tidak. Kalau tidak puasa menurutnya kurang marem.
“Tentu tidak mudah bagi saya secara pribadi ketika ingin memulai tirakat. Saya dulu diijazahi pertama oleh Kyai Ahmad Bashir dari Jekulo Kudus. Setelah itu dapat dari banyak Kiai karena saya berburu ijazah, kemudian ijazah itu dibarengi dengan puasa 3 tahun. Saya jalankan mulai di Lirboyo, saya ingat satu kamar yang puasa saya sendirian, kebetulan di Lirboyo tidak diwajibkan tirakat. Memang jarang tetapi karena punya tekad yang kuat akhirnya mantap saya jalani,” katanya.
Kiai Imam Jazuli mengisahkan permintaan Ayahandanya yang dengan sengaja memberinya nama Imam Jazuli seperti nama pengarang kitab Dalail Khoirit tersebut.