Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara: Berburu, Bercocok Tanam, dan Perundagian

Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa. Masa Berburu, praaksara, dan perundagian.

Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara: Berburu, Bercocok Tanam, dan Perundagian
Kemdikbud.go.id
Ilustrasi manusia purba pada zaman praaksara. 

Menurut R.P. Soejono, kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu (Nugroho Notosusanto, et.al, 2007).

Manusia Praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid dan Mongoloid.

Pada masa perundagian, manusia hidup di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin.

Kehidupan masyarakat pada masa perundagian ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam. Alat-alat yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak yang terbuat dari logam.

Adanya alat-alat dari logam tidak serta merta menghilangkan penggunaan alat-alat dari batu.

Masyarakat masa perundagian masih menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu.

Penggunaan bahan logam tidak tersebar luas sebagaimana halnya penggunaan bahan batu.

Berita Rekomendasi

Kondisi ini disebabkan persediaan logam masih sangat terbatas.

Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki keahlian untuk mengolah logam.

Pada masa perundagian, perkampungan sudah lebih besar karena adanya hamparan lahan pertanian.

Perkampungan yang terbentuk lebih teratur dari sebelumnya.

Setiap kampung memiliki pemimpin yang disegani oleh masyarakat.

Pada masa ini, sudah ada pembagian kerja yang jelas disesuaikan dengan keahlian masing-masing.

Masyarakat tersusun menjadi kelompok majemuk, seperti kelompok petani, pedagang, maupun perajin.

Masyarakat juga telah membentuk aturan adat istiadat yang dilakukan secara turun-temurun.

Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar Kepulauan Nusantara mulai terjalin.

Peninggalan masa perundagian menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya.

Berbagai bentuk benda seni, peralatan hidup, dan upacara menunjukkan jika kehidupan masyarakat masa itu sudah memiliki kebudayaan yang tinggi.

(Tribunnews.com/Devi Rahma)

Artikel Lain Terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas