Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pengasingan Bung Karno di Ende NTT hingga Perenungan Pancasila di Bawah Pohon Sukun

Satu hal menarik dari Pancasila yang dikemukakan Bung Karno adalah mengenai cikal bakal pemikirannya yang diperoleh inspirasinya di bawah pohon sukun.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Kisah Pengasingan Bung Karno di Ende NTT hingga Perenungan Pancasila di Bawah Pohon Sukun
kemdikbud
Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Kota Ende, NTT. 

Di rumah pengasingan inilah Ir. Soekarno berserta istrinya, Inggit Garnasih; mertuanya, Ibu Amsi; dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika menghabiskan waktu mereka selama empat tahun.

Ir. Soekarno dan keluarganya menempati rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru.

Pada tanggal 18 Oktober 1938 (tepat empat tahun, sembilan bulan dan empat hari), Ir. Soekarno dipindah dari Ende ke Bengkulu.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1951, Ir. Soekarno (saat itu sudah menjadi Presiden Republik Indonesia) mengunjungi Ende untuk pertama kalinya.

Bung Karno bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum.

Pada kesempatan kunjungan kedua tahun 1954, Ir. Soekarno meresmikan rumah itu sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954.

Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Kota Ende
Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Kota Ende (Kemdikbud.go.id)

Perenungan Pancasila di Bawah Pohon Sukun

Berita Rekomendasi

Selama di Ende dari tahun 1934-1938 salah satu hal yang paling penting adalah ketika Ir. Soekarno di tengah keterasingannya di bawah pohon sukun.

Menurut pengakuan Bung Karno dalam otobiografinya, di bawah pohon sukun ini Soekarno mendapatkan inspirasi tentang Pancasila yang kemudian diusulkan menjadi dasar bagi negara Indonesia merdeka.

Tempat pohon sukun itu berdiri saat ini dikenal sebagai Taman Perenungan Bung Karno.

Ada satu cerita menarik mengenai keberadaan pohon sukun ini.

Seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, saat Bung Karno pernah berpesan bahwa apabila di suatu masa pohon sukun tersebut mati, hendaklah ditanam kembali dengan pohon sukun yang baru.

Dalam sejarahnya, pohon sukun yang pertama itu mati pada tahun 1972. Pemerintah ketika itu sudah mencoba untuk menanam, tetapi tidak tumbuh.

Selanjutnya, pada masa kepemimpinan Bupati Ende periode 1973-1983, Herman Joseph Gadi Djou, ia meminta kepada sahabat-sahabat Bung Karno yang masih hidup ketika itu untuk menanam kembali pohon sukun tersebut.

Peristiwa penanaman kembali itu terjadi pada tanggal 17 Agustus 1980 dan pohon sukun itu pun tumbuh hingga saat ini.

Presiden Jokowi Mengunjungi Taman Perenungan Bung Karno.
Presiden Jokowi Mengunjungi Taman Perenungan Bung Karno. (Sekretariat Presiden.)

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas